GELORA.CO - Stenly Yesmsi Ndun, bocah 7 tahun warga Desa Tuapanaf, Kecamatan Takari, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) terlahir dengan satu kaki.
Apa yang dilakukannya sungguh bikin merinding. Bagaiman tidak, keterbatasan
Fisik tak mematahkan semangatnya untuk menimba ilmu di tempat yang jauh baginya.
Dalam kondisi normal, saban hari Stenly berjalan menggunakan satu kaki menunjuk sekolahnya yang berjarak 1 Km atau 1.000 meter dari rumah. Ia menapaki jalan dengan bantuan sebatang bambu.
Panas terik di jalan tak menghentikan langkahnya. Meski demikian, di tengah semangatnya menimba ilmu, Yesi sebenarnya sangat menginginkan kaki palsu, namun kondisi ekonomi keluarga membuatnya tak bisa memperolehnya.
Untuk diketahui, sejak berumur tiga tahun Yesi dan saudara kembarnya, Stela Ndun, tinggal bersama sang kakak dan nenek. Himpitan ekonomi membuat kedua orangtua meninggalkan mereka untuk merantau ke Pulau Kalimantan guna mencari uang.
Sementara nenek Yesi yakni Ursula Takaep sudah tak mampu kerja lagi untuk menafkahi semua cucunya. Sementara sang kakek sudah tidak bisa berjalan dan mendengar.
Oleh karena itu mereka bertahan dari kiriman orangtua Yesi Rp500 ribu per bulan. “Bapaknya kirim sedikit-sedikit,” ujarnya sambil tersenyum pada Selasa (22/9/2020).
Lebih lanjut, meski fisiknya yang tak sempurna, Yessi tidak minder dalam pergaulan di lingkungan rumah maupun sekolah. Namun pihak sekolahnya sempat berkoordinasi dengan Dinas Sosial agar Yesi disekolahkan di sekolah luar biasa (SLB).
Namun niat baik itu ditolak kakek dan nenek Yesi, sebab mereka ingin sang cucu tetap bersama mereka meski hidup serba kesulitan. Selain itu Yesi juga tidak mau dipisahkan dengan saudari kembarnya. (*)
Cc @KemensosRI @juliaribatubara @jokowi
— Diajeng Noni (@DjengNoni) September 21, 2020
Mohon adik ini bisa mendapat bantuan utk kaki palsu 🙏🏻 pic.twitter.com/0Ox4bprD3y