GELORA.CO - Api yang masih terus berkobar di Oregon membuat langit menjadi berwarna jingga sementara asap terus mencekik penduduk di sejumlah kabupaten.
Situasi yang terus memburuk membuat Direktur Manajemen Darurat di Oregon, Sheriff Nathan Sickler khawatir akan adanya "insiden kematian massal".
Sickler menyebut, tiga kematian baru dilaporkan pada Sabtu (12/9) sehingga total korban tewas menjadi 20. Lima di antaranya ditemukan meninggal dalam reruntuhan di Almeda. Sementara lusinan orang lainnya masih hilang.
"Ini menyedihkan dan saya tidak memiliki informasi lebih dari itu saat ini," ujarnya seperti diberitakan New York Times.
Satu-satunya harapan semua orang di Oregon saat ini adalah adanya keajaiban dengan perubahan cuaca.
Kepala Perlindungan Kebakaran untuk Departemen Kehutanan Oregon, Doug Grafe menuturkan, angin dan suhu yang lebih dingin serta kelembapan yang lebih tinggi akan membantu petugas pemadam kebakaran untuk meredam api-api yang terus mengamuk.
Tahun ini, Oregon, Washington, dan California diserang oleh banyak musuh secara bersamaan. Di tengah musim kebakaran, mereka juga harus menanggulangi pandemi Covid-19 dan misinformasi di media sosial.
Sejauh ini api di Oregon telah dan masih terus membakar lebih dari satu juta hektar atau lebih luas dari Rhode Island.
Hari ini, kualitas udara negara bagian di Amerika Serikat (AS) tersebut termasuk yang terburuk di dunia. Puluhan ribu orang telah dievakuasi, dan sekitar 500.000 berada di pusat-pusat pengungsian.
Sementara itu, di Washington, kebakaran telah menghanguskan lebih dari 626.000 hektar pada pekan ini.
Di California, ada lebih dari 3,1 juta hektar yang dilahap api atau 26 kali lebih banyak dari yang telah terbakar negara bagian pada saat ini tahun lalu, dan para pejabat memperingatkan bahwa lebih banyak kebakaran mungkin terjadi.
Awal pekan depan, Senin (14/9), Presiden Donald Trump dijadwalkan untuk mengunjungi McClellan Park, California untuk mendapatkan pengarahan tentang kebakaran hutan. (Rmol)