GELORA.CO -Langkah tegas Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menarik rem darurat atau emergency brake policy mendapat dukungan dari kelompok masyarakat. Kebijakan ini akan mulai berlaku per 14 September mendatang.
Salah satu dukungan datang dari Ketua Umum Gerakan Persaudaraan Muslim Indonesia (GPMI) Jakarta Raya, Syarief Hidayatulloh yang menilai sudah seharusnya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengambil langkah tegas.
"Saya mendukung total keputusan Gubernur Anies kembali ke PSBB awal yang super ketat. Kondisinya sudah mengkhawatirkan," katanya kepada wartawan, Kamis (10/9).
Dia lantas menjabarkan kondisi tempat tidur isolasi dan ICU harian di Jakarta semakin meningkat. Per 6 September, presentase keterpakaian tempat tidur dan isolasi harian di 67 rumah sakit (RS) rujukan mencapai 77 persen dari total 4.456 tempat tidur.
Sedangkan tingkat keterisian ICU harian di 67 RS rujukan meningkat menjadi 83 persen 483 tempat tidur.
Kondisi mengkhawatirkan tidak hanya terjadi rumah sakit. Kondisi stok makam khusus jenazah dengan protap Covid-19 juga menipis. Dimana dua TPU khusus yang disediakan, Pondok Ranggon dan Tegal Alur, hanya bisa menampung 1.100 makam lagi.
“Diperkirakan, satu hingga dua bulan ke depan, blok makam khusus Covid-19 akan penuh. Apalagi jika tingkat penularan dan kematian per hari kian tinggi seperti saat ini,” terangnya.
Di satu sisi, Syarief turut menyoroti kondisi tenaga kesehatan yang turut kelimpungan. Itu tampak dari rekrutmen tenaga kesehatan tambahan yang mencapai 1.000 lebih.
“Karenanya pergerakan warga memang harus dibatasi," tandas tokoh masyarakat Jakarta Selatan ini. (Rmol)