GELORA.CO - Pernyataan kontroversial Menteri Agama RI, Fachrul Razi soal radikalisme yang masuk ke masjid-masjid melalui seorang anak yang menguasai bahasa Arab dan good looking menimbulkan polemik di kalangan masyarakat.
Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, TB Ace Hasan Syadzily mengatakan bahwa pernyataan Menag tidak sepenuhnya tepat, dan meminta untuk tidak menggeneralisir sesuatu yang belum tentu kebenarannya.
"Jangan menggeneralisasi gejala munculnya paham radikalisme hanya pada suatu gejala tertentu," kata Ace lewat keterangannya kepada wartawan, Jumat (4/9).
"Jika Menteri Agama keliru mendeteksi suatu gejala pemahaman radikalisme pada masyarakat, maka dalam membuat kebijakan melawan radikalismenya itu juga pasti akan keliru pula," imbuhnya menambahkan.
Menurut legislator dari Partai Golkar ini, ada banyak studi dan kajian yang telah telah dilakukan untuk menelusuri mengapa paham radikalisme itu menyebar. Salah satunya melalui media sosial.
"Sebaiknya Pak Menteri mempelajari dulu secara komprehensif berbagai kajian dan studi tentang bagaimana paham radikalisme itu menyebar," ucapnya.
Ace juga menyoal masjid di lingkungan Kementerian dan BUMN berpotensi disusupi paham radikalisme. Dia mengatakan bahwa ada gejala atau potensi paham radikalisme menyusupi wilayah kementerian.
"Saya kira memang ada gejalanya ke sana. Salah satu cara yang paling efektif untuk merubah kebijakan melalui pemerintahan ya menguasai masjid di Kementerian atau BUMN karena di sanalah akan mempengaruhi pemahaman keagamaan para ASN dan para pekerja BUMN yang beragama Islam,” bebernya.
Dia meminta agar Menag agar tidak menyampaikan pernyataan yang menimbulkan kontroversi serta bekerjasama dengan organisasi keagamaan.
"Sebaiknya Menteri Agama bekerja sama dengan organisasi keagamaan yang memang sudah teruji soal pemahamanan keagamaannya yang moderat seperti NU atau Muhammadiyah," tutup TB Ace Hasan Syadzily. []