GELORA.CO - Penanganan multi krisis pandemik virus corona baru (Covid-19) oleh pemerintah dianggap berat sebelah oleh ekonom Faisal Basri.
Pengajar di Universitas Indonesia ini melihat, pemerintah cenderung mengutamakan krisis ekonomi ketimbang pandemik Covid-19.
"Jadi kita lihat dalam penanganan virus kita heavy di ekonomi. Strategi untuk ekonomi jelas, bahkan berlapis, namun untuk menangani pandemik tidak pernah jelas," kata Faisal dalam diskusi virtual Smart FM, Sabtu (5/9).
Seharusnya, lanjut Faisal, persoalan mendasar dari krisis yang dihadapi banyak negara di dunia ialah Covid-19. Sehingga, menurutnya, persoalan yang harus diatasi terlebih dahulu adalah menanggulangi pandemik virus asal Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China.
"Kalau saya lihat, kita ini punya akar masalah tapi yang kita selesaikan bukan akar masalahnya. Ini ibaratnya Kemenkeu, BI, OJK, LPS, Kemenlu sudah bekerja maksimal sebagai pemadam kebakaran," kata Faisal.
"Kebakaran sendiri, akar masalahnya belum diselesaikan. Jadi sekuat-kuatnya kementerian ini bekerja ini ibarat mengucurkan air di ember yang bocor," sambungnya.
Sementara dari sisi penangan Covid-19, Faisal melihat pemerintah tidak serius menyelesaikan. Karena dia mengaku telah menyampaikan kepada pemerintah untuk memperkuat pelacalan kasus positif corona.
Bahkan dia juga mengaku telah mencoba membantu pemerintah dengan memberikan data orang-orang yang kemungkinan tertular Covid-19, yang ia sampaikan kepada Badan Pusat Statistik (BPS).
"Untuk menangani pandemik tidak pernah jelas. Bagaimana strategi pelacakan kontak tracing. Setidaknya kita butuh 200 ribu orang untuk tracing ini. Saya sudah sarangkan orang BPS yang sedang lakukan sensus itu untuk lacak, tapi hanya diam saja," demikian Faisal Basri menambahkan(rmol)