GELORA.CO - Nama mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo belakangan ramai diperbincangkan. Mulai dari KAMI hingga pernyataannya yang mengaku dicopot Presiden Jokowi karena memerintahkan menonton film G30S/PKI.
Teranyar, Gatot Nurmantyo menjadi sorotan karena acara KAMI soal komunisme gaya baru di Surabaya batal karena ditolak sejumlah massa dan akhirnya dibubarkan oleh polisi.
Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon membela Gatot Nurmantyo. Dia berpendapat, semua orang memiliki hak untuk berorganisasi dan memiliki sikap.
"KAMI sebagai civil society harusnya ditanggapi biasa saja. Punya hak untuk berorganisasi bersikap dan berpendirian. Jangan direspons sebagai musuh," kata Fadli kepada kumparan, Selasa (29/9).
Fadli menyebut tindakan sekelompok massa di Surabaya itu sebagai persekusi demokrasi. Ia juga menyoroti pemerintah cenderung bersikap diskriminatif pada mereka yang memiliki pandangan berbeda.
"Apalagi diwarnai demonstrasi dengan caci maki pengusiran. Hukum diskriminatif terhadap yang beda pandangan," tutur Fadli.
Selain perihal KAMI, Gatot juga belakangan menjadi buah bibir, lewat pernyataannya bahwa ada komunisme dan PKI gaya baru di era pemerintahan Jokowi. Bahkan ia mengklaim dicopot karena film G30S-PKI.
KAMI dideklarasikan pada 18 Agustus di Tugu Proklamasi Jakarta. Sederet tokoh-tokoh nasional ikut dalam gerakan KAMI mulai dari pakar hukum tata negara Refly Harun, aktivis demokrasi Rocky Gerung, Said Didu, Titiek Soeharto dan lain-lain. []