GELORA.CO - Angka kasus positif Covid-19 di dalam negeri yang sudah mencapai 210.940 orang terinfeksi kembali diragukan kebenaranya.
Pasalnya, Wakil Ketua Kamar Dagang Indonesia (Kadin), Erwin Aksa menemukan daerah yang menyumbat pengiriman sampel tes Covid-19 ke laboratorium jejaring yang disediakan.
"Contoh di Sulawesi Selatan. Kepala daerahnya disini agak ngawur ya, yang namanya sampel covid enggak dibawa ke lab," ujar Erwin dalam diskusi virtual Smart FM bertajuk 'PSBB Lagi?', Sabtu (12/9).
Erwin mengaku sudah melakukan protes berkali-kali ke Pemprov Sulawesi Selatan. Utamanya setelah mendapati tumpang tindih jumlah laboratorium yang lebih banyak dari jumlah pemeriksaan spesimen Covid-19.
"Saya sudah protes berkali-kali. Kenapa lab di Makassar jumlahnya besar sampel covidnya kecil masuk kesana. Ternyata disumbat di sana, di ujungnya, sehingga orang tidak dilakukan kontak tracing (pelacakan)," ungkapnya.
Oleh karena itu, dia meminta pemerintah pusat maupun daerah untuk bersikap jujur dalam penganganan Covid-19, dengan maksud memaparkan data-data yang sebenarnya alias sesuai fakta yang ada.
Dan ingat, pemerintah harus menyampaikan fakta apa adanya, jangan ditutup-tutupi. Jangan sampel-sampel covid itu kecil masuk ke lab-lab pemerintah dan lab lain-lain," harapnya.
"Karena kalau dicekik yang namnya sampel enggak masuk ke lab karena ketakutan gubernur angka covidnya membengkak, pada saat rapat dengan pemerintah pusat, rapat koordinasi, kemudian angka covidnya tinggi, itu malu buat para gubernur. Jadi saya berharap para gubernur juga terbuka, transparan sampaikan fakta kepada masyarakat," demikian Erwin Aksa.(rmol)