GELORA.CO - Belum lama ini Indonesia menyampaikan pandangannya saat menjadi peserta Sidang Umum World Intellectual Property Organization (WIPO) di Jenewa, Swiss.
Di forum besar itu, Indonesia diwakili oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkukumham) Yasonna Laoly.
Dokumentasi Indonesia forum itu pun kemudian diunggah di akun Instagram pribadi Yasonna Laoly @yasonna.laoly, Selasa (22/09/2020.
"Saya menyampaikan komitmen Indonesia dalam melindungi kekayaan intelektual global," tulis Yasonna di paragraf pertama keterangan unggahannya itu.
Selain itu, Yasonna juga menyampaikan kesiapan Indonesia sebagai tuan rumah untuk Konferensi Diplomatik Perjanjian Desain WIPO.
Tangkapan layar unggahan Yasonna Laoly. (Instagram/@yasonna.laoly) |
Menurut penuturannya, konferensi tersebut penting untuk menyelesaikan berbagai perbedaan pandangan dalam desain industri.
"Dalam sidang ke-61 ini dengan bangga saya sampaikan bahwa Kementrian Hukum dan HAM lewat Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual membuat terobosan layanan selama pandemi covid-19 dimana pelayanan bisa diakses dan dilakukan dimana saja. Dampaknya? Pendapatan Negara Bukan Pajak justru meningkat," imbuhnya.
Meski Yasonna dalam unggahannya itu mengabarkan kabar Indonesia harum di kancah dunia, tetapi warganet justru salah fokus dengan ejaan Indonesia di papan nama meja Yasonna.
Seperti sidang dunia pada umumnya, masing-masing meja setiap delegasi dari berbagai negara dilengkapi dengan papan nama negaranya.
Akan tetapi di meja Yasonna, ejaan Indonesia ditulis Indonesie sehingga membuat warganet protes dan salah fokus.
"Kok penulisan nama negara kita di forum WIPO itu INDONESIE dan BUKAN INDONESIA ya Pak?" tanya warganet dengan akun @huluelia***
"Mewakili INDONESIA ATAU INDONESIE PAK?" tambah akun @syahreza****
"Itu bahasa Prancis," jawab Yasonna tegas.
Di komentar selanjutnya, Yasonna menjabarkan bahwa perbedaan penyebutan nama negara oleh negara lainnya adalah sesuatu yang lumrah.
"Sama dengan kita sebut New Zealand sebagai Selandia Baru," sambung Yasonna.
Sementara warganet lainnya dengan akun @itsme*** masih protes walaupun sudah dijelaskan oleh Yasonna.
"Apapun negara dan bahasanya, penyebutan nama Negara harus benar, punten kalau saya salah," katanya.[sc]