GELORA.CO - Pada acara ILC yang diadakan oleh TV Swasta Nasional, Selasa (8/9) malam, Pakar Komunikasi Prof. Effendi Gazali, menutup sesi pernyataan serta komentarnya terkait ” polemik pernyataan Puan Maharani” dengan kata kata, “Orang Minang pandai basilek, tapi pantang manjilek” (pandai bersilat, pantang menjilat).
Banyak nitizen menilai perkataan pamungkas dari Efendi Gazali tersebut sangat menohok dan menusuk tajam, serta memiliki makna dalam yang sifatnya menyindir orang orang yang suka menjilat ke atasan demi mempertahankan jabatan.
Apalagi, sebelumnya Efendi juga mengatakan ” Bapandai dalam Bainduak siamang” yang artinya harus pintar pintar terhadap bos atau atasan, yang maknanya juga menyindir orang orang yang rela menjual harga diri demi mendapatkan kepercayaan dari atasan atau dengan istilah Asal Bapak Senang (ABS).
Acara ILC dengan tema “Sumbar Belum Pancasilais?” yang disiarkan secara langsung oleh TVOne tersebut, ditonton oleh jutaan pasang mata, terutama warga masyarakat Minangkabau.
Dari hasil pengamatan, banyak warga Sumbar yang menonton secara langsung acara tersebut, dikarenakan terkait persoalan ucapan Puan Maharani yang dinilai mayoritas warga Minangkabau, baik di ranah ataupun dirantau telah menyinggung perasaan mereka.
Warga (Minang) berharap, dalam acara tersebut, Puan Maharani secara langsung meminta maaf jika ucapannya dinilai telah melukai hati serta perasaan mereka. Namun sampai acara habis hingga memasuki Rabu (9/9) dini hari, kemunculan Puan Maharani yang ditunggu tunggu warga tidak kesampaian.
Padahal menurut masyarakat Sumbar yang menonton acara tersebut, melalui akun sosmed mereka masing masing berharap Puan Maharani meminta maaf atas ucapannya, sehingga diharapkan persoalan selesai.
Harapan itu tidak saja terdapat di jiwa masyarakat Sumbar di kawasan akar rumput, namun Pakar ilmu komunikasi politik sekelas Efendi Gazali pun, juga merasakan hal yang sama.
Dia menyarankan agar Puan Maharani yang digadang gadangkan oleh petinggi serta politisi partai PDI Perjuangan, merupakan “anak pisang” Urang Tanah Datar, agar meminta maaf.
Namun ujarnya lagi, jika tidak mau ada hal lain yang juga bisa dilakukan yakni mengajak Puan Maharani datang ke Sumbar, untuk makan bajamba dan bicara dari hati ke hati kepada Masyarakat Minangkabau, tuturnya. []