GELORA.CO - Front Pembela Islam, Gerakan Nasional Pengawal Fatwa, dan Persaudaraan Alumni 212 mengutuk pembunuhan imam masjid di Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan, dan percobaan pembunuhan terhadap Syekh Ali Jaber di Lampung yang mereka anggap mirip cara Partai Komunis Indonesia (PKI).
Ketua FPI Ahmad Shobri Lubis menginstruksikan kepada laskar, jawara, pendekar, dan brigade serta umat Islam untuk meningkatkan kewaspadaan dan menjaga ulama serta tokoh yang istikamah dalam berjuang melawan kezaliman dari serangan dan ancaman gerombolan pembenci Islam.
"Menyerukan kepada Umat Islam untuk memberlakukan hukum adat dan hukum qisas jika hukum negara tidak bisa ditegakkan terhadap para pelaku percobaan pembunuhan kepada para ulama dan tokoh di NKRI," kata Shobri kepada VIVA di Jakarta, Selasa, 15 September 2020.
Ia juga kepada para ulama, pengasuh pesantren, pengurus masjid dan musala, serta panitia tablig, agar tidak segan berkoordinasi dalam pengamanan acara dengan FPI, GNPF Ulama, dan PA 212 serta jaringan anak Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Menyerukan kepada segenap umat Islam Indonesia untuk siaga jihad melawan segala bentuk propaganda dan makar serta rongrongan neo-PKI, kapan saja dan di mana saja," katanya.
Syekh Ali Jaber ditikam oleh orang yang belakangan diketahui bernama A. Alpin Andrian saat sang dai berceramah di Masjid Falahudin, Sukajawa, Tanjungkarang Barat, Bandar Lampung, Lampung, Minggu sore, 13 September 2020.
Pelaku tinggal di Jalan Tamin, Gang Kemiri, Sukajawa, Bandar Lampung. Pemuda itu, menurut keterangan keluarganya, memiliki riwayat gangguan jiwa sejak empat tahun belakangan. Namun, belum ada keterangan resmi dari Kepolisian atas kondisi kejiwaannya.
Ali Jaber selamat meski terluka di lengan kanannya dan segera mendapatkan perawatan medis. Polisi belum memastikan motif Alpin menyerang Ali Jaber karena masih dalam proses pemeriksaan.
Menurut Kepala Satuan Reskrim Polres Kota Bandar Lampung, Kompol Rezky Maulana, Alpin mengaku menusuk Syekh Ali Jaber secara spontan. Alpin, katanya, bahkan tidak tahu ada Syekh Ali Jaber meski lokasi pengajian itu dekat dengan rumahnya.
Pelaku juga berhalusinasi pernah didatangi Syekh Ali Jaber setahun lalu karena sering menyimak ceramah sang dai melalui Youtube. “Begitu mendengar dari masjid ada yang mendengar Ali Jaber, nah, enggak lama dari situ dia ke dapur ambil pisau menuju ke tempat itu. Jadi, secara spontan pada saat itu, tapi masih kita dalami nih. Sementara pengakuannya seperti itu,” ujarnya.[viva]