GELORA.CO - Video detik-detik Gatot Nurmantyo diusir di Surabaya Jawa Timur viral di media sosial.
Dalam video terlihat mantan Panglima TNI itu tengah berpidato di atas mimbar deklarasi Koalisi Aksi Menyematkan Indonesia (KAMI).
Tiba-tiba Gatot didatangi seorang pria berkemeja putih. Gatot menyebut orang tersebut berasal dari Polda Jawa Timur.
Orang itu meminta Gatot untuk berhenti pidato dan meminta peserta meninggalkan lokasi acara. Gatot pun tak bisa berbuat banyak. Ia menurut dan langsung turun dari mimbar.
Ketika Gatot dan peserta deklarasi KAMI keluar dari ruangan, mereka disambut para pendemo yang menolak KAMI di Surabaya.
Seorang pendemo dengan suara lantang memaki-maki Gatot Nurmantyo saat hendak meninggalkan lokasi acara.
“Gatot Nurmantyo anjing. Anjing kalian, anjing Gantot Nurmantyo, anjing kamu,” teriak orator yang menggunakan pengeras suara.
Tak terima dengan ucapan kasar dari pendemo yang menolak Gatot, massa pro KAMI pun membalas.
“Kamera sorot orang-orang seperti ini. Sorot, sorot, sorot. Woi tangkap itu, sikat,” ucap orator dari pendukung KAMI.
Deklarasi KAMI di Surabaya sampai tiga kali berpindah tempat karena mendapat penolakan dari warga.
Gatot Nurmantyo menyatakan, demo yang menghadang acara KAMI dilakukan oleh massa bayaran.
Kendati demikian, Gatot menyebut bahwa KAMI harus bersyukur bisa memberikan rejeki kepada para demonstran penghadang acara KAMI.
“Karena yang demo di sana karena kehadiran KAMI akhirnya ada demo. Demo kan dibayar,” ujar Gatot di Masjid Assalam Puri Mas Surabaya, Senin (28/9/2020).
Hal itu diperkuat dengan kondisi ekonomi yang sulit seperti saat ini sehingga sangat mudah membuat orang menerima uang untuk melakukan demonstrasi.
“Dalam ekonomi susah seperti ini, ada rekan-rekan yang kesulitan dan ada tawaran ya diterima,” katanya.
Sebaliknya, ia menyatakan bahwa kondisi ekonomi anggota KAMI Jatim jauh lebih baik dibanding pada pendemo.
Sebab, sambungnya, mereka yang hadir di Gedung Juang 45 datang dengan biaya sendiri. Sedangkan para pendemo malah dibayar.
“Kalau (anggota) KAMI ke sana (menuju lokasi acara), keluar (ongkos) bensin dan sebagainya. Kondisinya (ekonomi) lebih baik,” ujarnya.
Sementara, Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko menjelaskan, awalnya acara KAMI digelar di Gedung Juang 45, Jalan Mayjen Sungkono, Surabaya Selatan.
Acara yang dihadiri Gatot Nurmantyo itu dihadiri peserta kurang lebih 150 orang dengan pengurus KAMI Jatim yang menjadi penanggungjawab.
“Tapi kegiatan tersebut tidak mendapatkan izin dari pengelola gedung,” ungkapnya.
Selanjutnya, penyelenggara mengalihkan acara KAMI di Gedung Jabal Nur, Jambangan, Kota Surabaya.
Akan tetapi, pihak pengelola gedung juga tidak memberikan izin atas acara bertema ‘Mengantisipasi Bangkitnya Komunisme Gaya Baru’ itu.
Mendapat dua kali penolakan, acara KAMI akhirnya dialihkan ke Gedung Astranawa di Jalan Gayungsari, Surabaya.
Lagi-lagi, kegiatan itu juga tidak mendapatkan izin dari pengelola Gedung Astranawa.
“Akhirnya acara dialihkan ke Gedung KADIN versi Alim Tualeka di Graha Jabal Nur Lantai 2 Jalan Jambangan Kebon Agung no.76 Surabaya dengan peserta 50 orang,” ungkapnya.
Namun kemudian, acara itu dihentikan dan dibubarkan polisi dan TNI serta Satpol PP.
Pasalnya, acara dinilai tak dilengkapi assasmen dari Satuan Gugus Tugas Jatim atau Surabaya lantaran menggelar acara di tengah pandemi Covid-19.
Melihat kondisi yang tidak kondusif, polisi akhirnya turun tangan dan membubarkan kegiatan.
Trunoyudho menegaskan, pembubaran bukan hanya dilakukan pada acara KAMI, tapi juga mereka yang menolak.
“Untuk mengantisipasi gesekan di lapangan kegiatan unjuk rasa kelompok penolak KAMI tersebut juga dibubarkan secara persuasif,” tandasnya.
Berikut ini video detik-detik Gatot Nurmantyo diusir dan diteriaki anjing saat deklarasi KAMI di Surabaya:
[psid]