Demokrat: Kehadiran Sandi Uno Tidak Ciutkan Akhyar-Salman

Demokrat: Kehadiran Sandi Uno Tidak Ciutkan Akhyar-Salman

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Kemunculan nama Sandiaga Salahuddin Uno sebagai Ketua Dewan Pembina tim pemenangan Bobby Afif Nasution di Pilkada Medan 2020 langsung diwaspadai kubu Akhyar Nasution-Salman Alfarisi. Meskipun tidak lantas bikin ciut kubu Akhyar-Salman.

Kehadiran Sandi memang untuk memuluskan pertarungan Bobby Nasution di Pilkada Kota Medan pada akhir tahun nanti.

Lebih jauh lagi, kehadiran Sandi yang notabene masih membawa nama "Calon Wakil Presiden" di Pilpres 2019 lalu, menunjukkan daya tarik luar biasa dari Pilkada Kota Medan.

“Saya mendapat info dari beberapa teman pengusaha, sudah lebih dari dua kali Pak Sandi diundang Presiden Jokowi berdiskusi terbatas di Istana Negara. Secara politik, sinyalemen akan adanya perombakan kabinet dalam waktu dekat tentu mewarnai langkah-langkah yang akan diambil Pak Sandi," demikian analisis Deputi Balitbang DPP Partai Demokrat, Syahrial Nasution, kepada Kantor Berita Politik RMOL di Jakarta, Senin (21/9).

"Bersedia terjun langsung dari mantan cawapres menjadi tim pemenangan di Pilkada tentu sebuah pengorbanan,” tambahnya.

Seperti diketahui, pada Pilkada Kota Medan pada 9 Desember 2020 nanti, akan terjadi pertarungan sengit. Gabungan 8 parpol yang memberikan dukungan kepada pasangan Bobby Nasution-Aulia Rachman bakal menghadapi Akhyar Nasution-Salman Alfarisi yang maju lewat Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Situasi makin ramai setelah Sandiaga Uno diumumkan sebagai Ketua Dewan Pembina untuk tim pemenangan Bobby-Aulia.

Meski demikian, kehadiran Sandi di kubu Bobby-Aulia tak berdampak terhadap semangat kubu Akhyar-Salman untuk berjuang meraih kemenangan di Pilkada Medan 2020.

“Saya kira pasangan Akhyar-Salman tidak akan ciut, karena politik itu sangat cair. Biarpun dikeroyok, itu hal yang biasa dan jadi risiko politik," ucap Syahrial.

"Apalagi, di tim pemenangan sebelah sana biarpun ada nama besar, tapi mereka adalah orang-orang yang sudah kalah bertanding. Ada Pak Djarot, di Pilgub Sumut kalah sama Pak Edy Rahmayadi. Gus Irawan sebelum masuk parpol, pernah juga maju sebagai Cagub Sumut dan kalah. Pak Sandi, tampil jadi Cawapres, juga kalah. Jadi, semua bergantung rakyat pemilih di Kota Medan,” papar Syahrial yang pernah memimpin Media Center SBY-JK pada Pilpres 2004 tersebut.

Pada akhirnya, lanjut Syahrial, siapa pun nanti yang akan memenangkan kontestasi, harus fokus kepada perbaikan tatakelola pemerintahan dan mampu menjadikan Kota Medan semakin baik di segala sisi.

Syahrial pun yakin, pasangan Akhyar-Salman bukanlah politisi kemarin sore yang dikarbit. Sehingga bisa lebih mampu memperjuangkan visi dan misi terbaik untuk masyarakat Kota Medan.

Akhyar-Salman, ditegaskan Syahrial, sudah teruji dalam rekam jejak politik di Medan. Sebelum pindah ke Partai Demokrat, Akhyar sudah malang-melintang sebagai tokoh PDIP Sumut. Begitu juga dengan Salman, yang bukan baru pakai baju PKS gara-gara mau maju di Pilkada Medan.

"Saya kira pemilih di Kota Medan akan lebih mencintai masa depan kotanya dan tidak sembarangan menyerahkan kepemimpinan kota terbesar ketiga di Indonesia itu kepada politisi ecek-ecek,” demikian Syahrial. (*)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita