GELORA.CO - Lima anggota organisasi masyarakat (ormas) yang melakukan amuk massa di kawasan Jalan MT Haryono, Kota Kendari diamankan polisi. Dalam insiden itu, dua anggota brimob luka parah di kepala akibat terkena lemparan batu dari massa.
Kabid Humas Polda Sultra Kombes Pol Ferry Walintukan mengatakan, lima pelaku masih diperiksa penyidik terkait keterlibatan mereka dalam insiden itu.
“Masih diperiksa penyidik. Kita dalami, peran mereka sebagai apa dan melakukan apa,” katanya, Kamis (17/9/2020).
Dia menjelaskan, amuk massa itu buntut dari protes kasus dugaan pelanggaran Undang-Undang Informasi Transaksi Elektronik (ITE) tentang penghinaan tokoh masyarakat di media sosial.
“Penyidik cybercrime Polda Sultra masih melakukan penyelidikan kasus ini. Informasinya, beberapa akun yang melakukan penghinaan di media sosial Facebook terdeteksi anonymous,” ungkapnya.
Dia menambahkan, sekelompok orang itu bertindak anarkistis seusai berunjuk rasa menuntut pelaku penghinaan tokoh masyarakat ditangkap.
Mereka lalu meluapkan kekesalannya di jalan dengan mengamuk dan merusak sejumlah fasilitas umum seperti memecahkan lampu merah dan kaca-kaca toko.
Untuk mengamankan situasi, Polda Sulawesi Tenggara (Sultra) mengerakan dua satuan setingkat kompi (SSK). Saat ini, kondisi Kota Sultra sudah kondusif dan masyarakat sudah kembali beraktivitas normal.
Sebelumnya, massa dari ormas local mengamuk di kawasan Jalan MT Haryono hingga Pasar Baru, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra). Massa berteriak-teriak sambil memblokade jalan dan mengeroyok pengendara sepeda motor.
Massa juga merusak sejumlah fasilitas di antaranya lampu jalan dan kaca-kaca toko. Aksi amuk massa itu terekam video amatir dan beredar luas di grup WhatsApp. Dalam video itu, massa awalnya memblokade jalan.
Tiba-tiba massa yang banyak memakai helm dan sebagian menggunakan penutup kepala, mengeroyok pengendara sepeda motor yang akan melaju. Aksi massa tersebut memicu kemacetan arus lalu lintas.
Tak hanya di jalanan, massa dari ormas lokal itu juga men-sweeping pusat perbelanjaan di Pasar Baru hingga membuat para pengunjung lari menyelamatkan diri. (*)