GELORA.CO - Pernyataan calon Walikota Medan nomor urut 1, Akhyar Nasution, usai acara Deklarasi Pilkada Damai di Hotel Emerald Garden menuai reaksi.
Akhyar berharap Pilkada berjalan adil, dan tidak ada pemain baru dalam Pilkada Medan kali ini. Namun, Akhyar menolak memberikan keterangan lebih lanjut terkait pernyataannya tersebut.
Menanggapi hal tersebut, pengamat politik dan pemerintahan dari Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU), Faisal Riza mengatakan, harusnya Akhyar tidak memberikan pernyataan yang bisa menimbulkan kontroversi.
"Ya kita enggak tahu maksudnya. Yang tahu persis ya Akhyar sendiri. Tapi kalau yang dimaksud sebagai pemain baru adalah Bobby, saya rasa itu tidak bijak juga. Mending Akhyar fokus pada perkembangan strategi pemenangannya. Kalau fokus mengurusi orang nanti kan repot," ucapnya, dikutip Kantor Berita RMOLSumut.
Seolah ingin 'membalas' pernyataan pesaingnya itu, Bobby menyebut sebenarnya yang berpotensi tidak netral adalah Akhyar sendiri. Karena sebagai petahana, Akhyar bisa melibatkan aparatur dalam kampanye pemenangan.
"Justru status petahana yang berpotensi tidak netral, bisa melibatkan ASN (aparatur sipil negara)," ucapnya.
Sebelumnya, Akhyar mengungkapkan pernyataan mencengangkan usai menghadiri Deklarasi Pilkada Damai yang diinisiasi oleh Polrestabes Kota Medan di Hotel Emerald Garden.
"Kami juga minta stakeholder pelaksana Pilkada Medan bisa bekerja dengan fair dan adil, kami juga berharap tidak ada pemain baru dalam Pilkada Medan kali ini," ujar Akhyar yang didampingi Salman Alfarisi dalam kegiatan yang dihadiri pimpinan partai politik pengusung kedua pasangan calon serta Ketua KPU Medan, Agussyah Ramadani Damanik dan Ketua Bawaslu Medan, Payung Harahap.
Sayangnya Akhyar enggan menjelaskan lebih lanjut soal 'pemain baru' yang diucapkannya itu.
Seperti diketahui Akhyar Nasution-Salman Alfarisi maju dalam kontestasi Pilkada Medan berkat dukungan PKS dan Partai Demokrat. Akhyar-Salman akan berhadapan dengan Bobby Nasution - Aulia Rachman yang diusung 8 partai politik, salah satunya PDI Perjuangan. (Rmol)