GELORA.CO - Kemerosotan ekonomi di Indonesia bukan karena ada kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Tapi lebih diakibatkan pandemi yang gagal diatasi.
Hal ini ditegaskan ahli Epidemiologi dan Biostatistik Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia, Pandu Riono, melalui akun Twitter pribadinya.
"Pakai akal sehat dan hati nurani, PSBB itu tidak mematikan ekonomi. PSBB itu sesuai regulasi untuk tekan penularan yang tak terkendali," tegas Pandu, Jumat (11/9).
Kemerosotan ekonomi, menurut Pandu, juga terjadi lantaran kebijakan yang diterapkan selama ini tidak mengantisipasi dampak pandemi.
Pandu menambahkan, pengetatan kembali PSBB di DKI Jakarta dilakukan semata-mata untuk menekan jumlah kasus dan kematian akibat Covid-19.
"(Lonjakan kasus) berdampak pada kapasitas layanan kesehatan publik terlampaui oleh jumlah kasus yang butuh perawatan," tandasnya.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, resmi kembali melakukan pengetatan PSBB usai melakukan rapat evaluasi bersama Gugus Tugas Pusat Covid-19 dan Provinsi DKI Jakarta bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda).
Kita terpaksa kembali menerapkan pembatasan sosial berskala besar seperti pada masa awal pandemi dulu, bukan lagi PSBB transisi," ucap Anies pada Rabu malam (9/9) di Balaikota DKI Jakarta. (Rmol)