GELORA.CO - Katib Aam PBNU Yahya Cholil Staquf menyampaikan NU tetap berada dalam program organisasi penggerak (POP) milik kemendikbud.
Hal ini menjawab kontroversi yang berkembang akibat mundurnya organisasi besar Islam tersebut dari program unggulan Kemendikbud tersebut.
Ketua LP Ma'arif PBNU, Arifin Junaidi menyampaikan tidak tahu dengan adanya pernyataan Katib Aam PBNU perihal NU tetap berada di dalam program tersebut.
“Kami tidak tahu menahu adanya pernyataan Katib Aam. LP Maarif NU tetap pada sikapnya seperti sebelumnya. NU akan masuk ke dalam program tersebut jika telah direvisi,” ujar Arifin kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (6/8).
Dalam sikapnya, LP Ma'arif NU akan mempertimbangkan masuk kembali ke dalam program tersebut asal pihak Kemendikbud mau merevisi program yang dinilainya janggal sejak awal terkait perekrutan sejumlah organisasi penggerak pendidikan.
“LP Ma'arif NU PBNU meminta kepada Kemendikbud untuk mematangkan konsep POP dan menunda pelaksanaannya tahun depan. LP Ma'arif NU mempertimbangkan untuk bergabung dalam POP tahun depan setelah mempelajari dan mencermati revisi konsep POP,” katanya.
Namun, jika Kemendikbud tetap mempertahankan program tersebut tanpa adanya revisi. Maka, sikap LP Maarif NU tetap komitmen untuk mundur.
“Apabila Kemendikbud memaksakan POP dilaksanakan tahun ini maka LP Ma'arif NU PBNU menyatakan tidak gabung dalam POP, tanpa menutup kemungkinan kerjasama program lain di luar POP,” tandasnya.
Dia menambahkan, hingga saat ini LP Ma'arif NU tetap pada pendiriannya untuk tidak gabung ke POP sampai ada revisi komperehensif atas konsep POP Kemendikbud.
Secara struktural LP Ma'arif NU adalah lembaga di lingkungan NU yang berada di bawah koordinasi langsung Pengurus Tanfidziyah NU, karenanya LP Ma'arif NU akan mengikuti dan mematuhi Ketua Umum Tanfidziyah PBNU.(rmol)