Menurut Tengku Zul, kasus Bambang Arianto sunyi senyap berbeda dengan kejadian ketika Rizieq Shihab diperkarakan soal chat mesum. Hal tersebut disampaikan dalam cuitan di akun Twitter @ustadtengkuzul, Kamis (6/8/2020).
"Giliran ada kabar Buzzer Cabul dengan korban 300 perempuan, sunyi senyap saja dunia medsos di seberang Pluto itu," tulis Tengku Zul, dikutip Suara.com.
Tengku Zul memang tidak menyebutkan nama Bambang Arianto dalam cuitan tersebut. Namun pernyataannya identik dengan kasus dosen swinger tersebut.
Sekadar info, Bambang Arianto adalah dosen yang menjadi pelaku pelecahan seksual bermodus penelitian soal swinger (perilaku seks bertukar pasangan). Sosoknya dikait-kaitkan oleh netizen sebagai buzzer Presiden Joko Widodo.
Bambang di sebut-sebut sebagai buzzer Jokowi lantaran kerap mengunggah cuitan yang membela dan mendukung pemerintah. Ia dikabarkan memiliki akun Twitter @BamsBulaksumur.
Cuitan-cuitan yang ditulis akun itu juga kerap menyerang Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab.
Korban atas kasus dosen swinger ini diketahui berjumlah hingga 300 orang dan telah dilakukan sejak 2014 lalu.
Sementara itu kasus "chat mesum" Rizieq Shihab muncul pertama kali pada 2017. Lalu Minggu (17/6/2018), polisi secara resmi menghentikan kasus tersebut.
Berdasarkan keterangan Mabes Polri, kasus itu dihentikan karena ada surat permintaan SP3 dari pengacara. Setelah dilakukan gelar perkara, ternyata tidak ditemukan pengunggah "chat mesum" itu.
Tengku Zul merasa masyarakat begitu ramai memperbincangkan kasus "chat mesum" Rizieq Shihab saat itu.
"Beda saat ada fitnah seorang Habib Turunan Rasul 'chat mesum' medos mereka gegernya dari Merkurius sampai lewat Pluto. Kakak Pembinanya siapa, sih? Gitu amat," ujar Tengku Zul.
Dalam cuitan sebelumnya, Tengku Zul juga menyindir kelompok yang membenci dan sering menciptakan fitnah kepada para ulama.
"Ade sekelompok manusia aneh di negeri seberang Pluto. Kepada Ulama-ulama mereka benci dan membuat fitnah sana sini," tulis Tengku Zul.
Ia menambahkan, "Tapi giliran kepada pembohong berpuluh kali berbohong, mereka mati matian membelanya. Apa nggak aneh, coba? Makan apa mereka, ya, sehingga bisa seperti itu? Hemm".