GELORA.CO - Turki mengumumkan latihan menembak di Mediterania timur yang berlangsung dari 29 hingga 11 September. Latihan tersebut merupakan aksi balasan terhadap latihan militer gabungan antara Yunani, Siprus, Prancis, dan Italia pekan lalu.
Pengumuman latihan menembak di Mediterania timur disampaikan Ankara melalui NAVTEX, saluran komunikasi maritim internasional yang digunakan untuk mengirim peringatan navigasi, pemberitahuan pencarian dan penyelamatan, serta prakiraan meteorologi.
Dimuat Euronews, Turki akan mulai melakukan latihan meriam mulai Sabtu (29/8) di sebuah zona di lepas kota selatan Anamur, di utara pulau Siprus.
Sebelumnya, pada Kamis (27/8), Ankara mengatakan, latihan pada Selasa (1/9) dan Rabu (2/9) akan berlangsung di zona lebih timur.
Yunani sendiri langsung marah ketika Turki mengumumkan latihan tersebut karena akan memperluas zoba pesisirnya ke Laut Ionia sejauh enam mil di bawah hukum maritim internasional.
"Menurutmu kami akan menerima hal seperti itu?" ujar Wakil Presiden Yunani, Fuat Oktay.
"Jika ini bukan casus belli, lalu ini apa?" sambungnya menggunakan istilah Latin untuk suatu tindakan atau peristiwa yang digunakan untuk memprovokasi atau membenarkan perang.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Yunani mendesak Turki untuk mengikuti hukum internasional.
Sementara itu, badan pertahanan nasional Yunani, HNDS, mengatakan pesawat tempur Turki pada Jumat sudah memasuki Flight Information Region Athena.
Perseteruan perbatasan antara Turki dan Yunani juga telah menyeret NATO dan Uni Eropa.
Krisis kedua negara tersebut nyatanya sudah memecah anggota aliansi NATO. Sementara Uni Eropa berada di belakang Yunani untuk meminta Turki menghentikan eksplorasinya jika tidak ingin mendapatkan sanksi.[rmol]