GELORA.CO - Ustadz Riza Muhammad mengeluhkan cara penagihan listrik di rumahnya, daerah Pengasinan, Sawangan, Depok. Para penagih datang bergerombol ke rumahnya minimal empat orang dan puncaknya sepuluh orang dalam lima hari sejak 21 Juli 2020.
"Ada petugas PLN dan ada mitra PLN dengan cara penagihannya kayak debt collector. Saya enggak tahu sejak kapan regulasi mendatangi rumah pelanggan dengan cara bergerombol," katanya kepada Tempo, Rabu malam, 19 Agustus 2020.
Pada kedatangan ketiga, mereka membawa surat dari PLN pada 25 Juli 2020 yang mengatakan kalau tidak dibayar hari itu juga listrik langsung diputus," ujarnya menambahkan.
Ustad muda ini mengakui terbiasa telat membayar listrik lima hari. "Biasanya saya bayar termasuk dendanya sekitar Rp 5 juta," ucapnya. Riza mengakui tak bisa membayar segera lantaran alokasinya sebagian dialihkan untuk membayar asisten rumah tangganya.
"Tapi mereka enggak mau menoleransi. Kami syok, kok PLN begini, di mana toleransi kemanusiaan di masa pandemi begini," katanya.
Ia kian keberatan lantaran cara datang bergerombol itu tidak mengenal waktu. Saat itu, di rumahnya sedang dilakukan syuting menjelang Iduladha. "Waktu datang sepuluh orang, tetangga bingung ada apa, kru bingung juga lalu mereka bilang di depan tamu-tamu saya listrik akan diputus malam itu juga kalau enggak bayar."
Riza semula minta toleransi beberapa hari hingga mendapatkan dana uantuk membayarnya. Tapi para petugas PLN dan 'mitra'nya itu tetap ngotot harus dibayarkan saat itu. "Saya bilang, ya sudah cabut-cabut saja tapi tolong tiang listrik yang masuk ke pekarangan rumah saya dicabut sekalian," kata dia. Dari tayangan di akun gosip, tiang listrik itu memang berada di dalam halaman rumah Riza. "Mereka menempati tanah saya yang sah."
Tapi lantaran panik, istrinya, Indri Giana mencari pinjaman ke sana ke mari hari itu. "Diam-diam istri saya cari pinjaman di kerabatnya," katanya.
Riza menuturkan, penagihan dengan cara bergerombol sudah dua kali ini dilakukan sejak dua bulan lalu. Pada bulan lalu, rumahnya didatangi saat pulang kampung di Bali. "Sekarang mereka datang sepuluh orang, saya keberatan di situ, kayak enggak punya adab bertamu," ujarnya.
Menurut Riza, selama empat tahun ia tinggal di Pengasinan, Sawangan, baru kali itu ia berhadapan langsung dengan penagih tunggakan PLN. "Setelah kasus saya, tetangga pada cerita, yang beginian tidak hanya menimpa saya," katanya.[]