GELORA.CO - Kekhawatiran masyarakat terhadap pandemik virus corona baru (Covid-19) kembali dijadikan bahan penelitian berupa survei oleh Indikator Politik Indonesia.
Direktur Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan, surveinya kali ini menggunakan metodologi survei elite.
Di mana, responden yang dijadikan narasumber wawancaranya adalah para pemuka opini atau tokoh masyarakat sebanyak 304 orang yang berada di 20 Kota di Indonesia.
Dalam paparannya, Burhanuddin menyampaikan hasil temuan umum yang terkait tingkat kekhawatiran pemuka opini terhadap Covid-19 dibandingkan dengan kekhawatiran elite bisnis yang menjadi pimpinan di 7 sektor usaha yang menyumbang 74 persen lebih GDP di Indonesia.
Hasilnya, 50 persen pemuka opini sangat khawatir terhadap Covid-19 dan elite bisnis hanya 34,8 persen.
"Jadi secara umum kalau bandingkan, elite umum itu jauh lebih sangat khawatir ketimbang elite bisnis dalam hal terkait Covid-19," ujar Burhanuddin dalam acara rilis survei bertajuk 'Efek Kepemimpinan dan Kelembagaan Dalam Penanganan Covid-19", yang digelar virtual, Kamis (20/8).
Selain itu, Indikator juga menemukan tingkat kekhawatiran yang cukup tinggi di kalangan pemuka opini terhadap dampak Covid-19 yang terbagi ke dalam 3 hal.
Pertama, Burhanuddin menjelaskan, mendapatkan 64 persen pemuka opini sangat khawatir Covid-19 berdampak terhadap perekonomian Indonesia, dan 30 persen cukup khawatir.
Kemudian yang kedua, 60 persen pemuka opini juga sangat khawatir dirinya atau anggota keluarganya terkena Covid-19, dan 34 persennya mengaku cukup khawatir.
Adapun yang ketiga, 49 persen responden pemuka opini yang terlibat dalam survei Indikator juga mengaku sangat khawatir tetangga atau temannya terinfeksi Covid-19. Selain itu, 42 persennya mengaku cukup khawatir.
"Kita tanya responden dari pemuka opini kita yang menyatakan teman kolega atau keluarga yang terkena Covid-19 ini cukup banyak jumlahnya. Saya terus terang tidak sangka jumlahnya, yaitu 44,4 persen elit yang kita wawancarai itu mengaku teman, kolega kerja atau anggota keluarga. Ini bukan angka yang kecil," demikian Burhanuddin Muhtadi menambahkan. (Rmol)