GELORA.CO - Pernyataan Presiden Joko Widodo yang mengingatkan adanya potensi gelombang kedua sebaran virus corona dinilai tidak tepat. Ini lantaran gelombang pertama Covid-19 belum menunjukkan tanda-tanda melandai.
Salah satu yang menyindir Jokowi adalah mantan Sekretaris Kementerian BUMN M. Said Didu. Dia mengurai secara detail bahwa yang dimaksud gelombang kedua adalah jika gelombang pertama pernah menurun dan tidak ada tambahan kasus lagi.
“Sekali kemudian mendatar dan naik kembali, itulah gelombang kedua,” terangnya dalam akun Twitter pribadi, Senin (10/8).
Sementara yang terjadi saat nanti jika ada pelonjakan tidak bisa disebut gelombang kedua. Sebab, gelombang pertama belum melandai.
Menurutnya, kata yang tepat menggambarkan jika ada pelonjakan adalah gelombang meroket.
“Kalau masih terus naik seperti sekarang itu gelombang "meroket". Selamat sarapan angka-angka,” tutupnya.
Presiden Jokowi dalam sambutan di Kongres Luar Biasa Partai Gerindra di Bogor pada Selasa (8/8), kembali mengingatkan untuk berhati-hati menghadapi gelombang kedua.
Hal senada sempat disampaikan pada Mei dan Juni 2020 lalu.[rmol]