GELORA.CO - Sejumlah tokoh yang akan mendeklarasikan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) di Tugu Proklamasi, Pegangsaan Timur, Menteng, Jakarta Pusat pada Selasa (18/8) mengaku diteror orang tak dikenal. Hal ini tentu disayangkan karena negeri ini sudah merdeka sejak 75 tahun lalu.
“75 tahun Sudah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya, Menolak Teror Dari Penjajah. Maka Deklarasi KAMI Mestinya Tidak Diganggu Apalagi Diteror,” ujar Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, di Twitternya, Ahad(16/8).
Menurutnya teror itu tidak layak dilakukan karena justru keberadaan KAMI akan menguatkan isi kemerdekaan Indonesia.
“Karena Kehadirannya Justru Kuatkan Pengisian Kemerdekaan Indonesia, Menjadi Negara Demokrasi, Hukum dan HAM,” lanjutnya.
HNW mengutip pemberitaan bahwa mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu bersama sejumlah sekitar seratusan tokoh lainnya rencananya akan mendeklarasikan KAMI.
Deklarasi KAMI akan dirangkai dengan perayaan 75 Tahun Kemerdekaan RI, serta peringatan 18 Agustus 1945 sebagai Hari Lahir Pancasila.
“Jadi, ini betul-betul KAMI adalah koalisi yang menghimpun berbagai figur dan tokoh yang ada dalam masyarakat Indonesia, termasuk mantan jenderal baik dari TNI Angkatan Laut, Angkatan Udara, Angkatan Darat, termasuk mantan Panglima TNI,” ujar Din dalam jumpa pers melalui YouTube, Sabtu (15/8) kemarin.
Sejumlah tokoh yang ikut dalam jumpa pers antara lain Syahganda Nainggolan, Ahmad Yani, MS Kaban, Adhie Masardi, Hafidz Abbas, dan lainnya.
“KAMI ini adalah koalisi yang sangat majemuk baik antarsuku, agama, profesi, generasi muda, dan lainnya,” ujarnya.
KAMI rencananya akan mengeluarkan Maklumat Menyelamatkan Indonesia.
Maklumat Menyelamatkan Indonesia berisi keprihatinan KAMI terhadap kehidupan kebangsaan khususnya di bidang ekonomi, politik, sosial, budaya, hukum, hak asasi manusia.
“Kami akan menjelaskan pada setiap butir sektor kehidupan nasional kita itu apa yang kami nilai terjadi kerusakan, penyimpangan, dan penyelewengan,” kata Din.
Menurutnya, tuntutan KAMI itu ditujukan kepada penyelenggara negara, pemerintah, bahkan secara spesifik untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Terkait adanya ancaman yang diterima, meski dirinya tidak mengalami langsung intimidasi sebagaimana kawannya di KAMI, Din menyebut ancaman itu semakin menguatkan gerakan KAMI untuk membenahi Indonesia dari berbagai sektor yang telah rusak.
“Gak tidak ada Alhamdulillah dan jangan sampai. Saya ini kalau semakin di itu (ancam) semakin kencang,” katanya. []