GELORA.CO - Prediksi pertumbuhan ekonomi kuartal kedua yang diprediksi anjlok lebih dari 3 persen sudah didengar begawan ekonomi, Dr. Rizal Ramli.
Jelas Rizal Ramli, dia tidak begitu khawatir jika pun pemerintah mengumumkan laju pertumbuhan ekonomi benar-benar anjlok di kisaran angka 3 persen.
"Saya Menko Perekonomian jaman (Presiden) Gus Dur, ekonomi anjlok waktu itu minus 3 persen. Tahun ini kalau anjlok juga minus 3 kalau tidak salah. Kalau saya sih enggak khawatir," ujar sosok yang kerab disapa RR ini, di kantornya Jalan Tebet Raya Dalam IV, Jakarta Selatan, Senin (3/8).
RR menerima kunjungan silaturahmi pengurus organisasi sayap PDI Perjuangan, Satuan Tugas Khusus (Satgasus) Cakra Buana, dan Laskar Betawi.
Berdasarkan pengalamannya saat menjadi Menko bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri era Presiden Gus Dur, RR berhasil menaikan laju pertumbuhan ekonomi yang tadinya minus 3 persen menjadi tumbuh positif 4,5-7,5 persen.
Dia pun mengungkapkan rumus perekonimiannya guna membalikan situasi tersebut.
"Dalam waktu 2 (atau) 1 bulan dari minus 3 naikin ke 4,5 persen-7,5 persen. Bagaiamana caranya? Satu, harus selalu berpihak dengan memompa daya beli rakyat," ungkapnya.
Sebagai contoh, mantan Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) ini memaparkan urusan teknis terkait upaya memompa daya beli masyarakat. Saat itu, dia mengusulkan kepada Gus Dur untuk menaikan upah atau gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS), TNI, hingga pensiunan.
"Gus kita naikan gaji pegawai negeri, ABRI, pensiunan (sampai) 125 persen. Gus Dur bilang, 'Rizal itu kan besar, dari mana uanganya'. "Gus soal uangnya serahkan ke saya, nanti saya cari, yang penting Gus Dur setuju," ujar RR menceritakan percakapannya dengan Presiden ke-5 tersebut.
Alhasil, lanjut RR, Indonesia di kala dirinya mengkoordinir perekonomian Indonesia di bawah Presiden Gus Dur berhasil membalikkan keadaan. Di mana, daya beli masyarakat kembali tumbuh positif.
Apa yang terjadi ke rakyat, pegawai negeri, ABRI? Begitu gajinya dinaikin dia belanja 99 persen, akibatanya sektor retail hidup lagi, ekonomi hidup lagi," paparnya.
"Jadi dalam suasana ini yang penting kita pompa daya beli rakyat yang di bawah, bukan di atas. Yang di atas mah bisa sendiri!" demikian Rizal Ramli menambahkan. (Rmol)