GELORA.CO - Lembaga pendidikan madrasah di Kecamatan Rembang, Pasuruan, digeruduk massa dari Barisan Ansor Serbaguna (Banser) lantaran terindikasi HTI (Hizbut Tahrir Indonesia).
Video aksi tersebut viral di medsos. Dalam video itu, Ketua PC Ansor Bangil yang juga anggota DPRD Pasuruan, Saad Muafi, bersama anak buahnya menggeruduk madrasah untuk melakukan tabayyun atau klarifikasi.
Mereka menemui Ustaz Zainulloh, pimpinan di madrasah itu. Dalam video itu, Zainulloh dikelilingi puluhan anggota Banser. Zainulloh dibentak dan ditunjuk-tunjuk.
Meski begitu, Zainulloah tetap tenang dan meminta agar dilaporkan ke polisi jika ada tindakannya yang keliru.
Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi mengapresiasi langkah tabayyun yang dilakukan Banser PC Anspr Bangil.
“Saya memberi apresiasi atas langkah tabayyun yang dilakukan oleh Banser PC Ansor Bangil yang mengedepankan cara-cara damai dalam menyikapi gesekan yang terjadi di masyarakat terkait masalah keagamaan,” tutur Menag di Jakarta, Sabtu (22/08).
Menag sangat menghargai partisipasi masyarakat, seperti ditunjukkan oleh Banser Bangil, dalam menjaga kerukunan dan mengawal komitmen kebangsaan, dengan tetap berpegang pada koridor hukum.
“Ini tentu contoh yang baik. Kalau ada pelanggaran dan penyimpangan, memang seyogyanya diserahkan pada proses hukum yang berlaku, hindari aksi kekerasan,” ujarnya.
Pujian Menteri Agama kepada Banser mendapat kritikan dari sejumlah kalangan. Salah satunya dari Sekum FPI Munarman.
Menurut Munarman, tindakan Banser tersebut bukan tabayyun melainkan persekusi dan intimidasi.
“Itu tindakan presekusi, katanya menghormati hukum, kok malah mempersekusi dan mengintimidasi begitu. Itu sangat tidak mendidik,” kata Munarman, seperti dilansir JPNN.
Munarman menambahkan, apa yang dilakukan oknum Banser tersebut sangat tidak menggambarkan sikap kenegarawan.
“Memalukan sekali,” tambah Munarnan. Munarman juga menyebut tindakan yang dilakukan anggota Banser itu dsebagai aksi sepihak.
Rektor UIC (Universitas Ibnu Chaldun), Prof Musni Umar turut menyesalkan tindakan yang dilakukan Banser.
“Memalukan sekali. Melakukan intimidasi dan memaksa ulama. Pada hal dia anggota DPR yang terhormat,” kata Musni Umar mengomentari video Banser intimidasi Ustaz Zainulloh.
Musni Umar menyayangkan sikap Menteri Agama yang mengapresiasi tindakan Banser.
Menurut dia, Islam tidak mengajarkan untuk membuat kekerasan, membentak, dan melakukan intimidasi kepada ulama atau kepada siapa pun.
“Kalau pernyataan Menag ini benar, amat disayangkan, karena Islam tidak mengajarkan untuk membuat kekerasan, membentak, dan melakukan intimidasi kepada Ulama atau kepada siapapun,” kata Musni Umar melalui akun Twitternya, @musniumar.
“Heran cara seperi ini diapresiasi Menag. Jika ada perbedaan, lakukan mujadalah dengan cara yang baik,” tandas Musni Umar.
Musni Umar mengaku sudah mendengarkan ceramah ustaz Zainulloh di media sosial. Ia menyebut ceramah Zainulloh sangat ilmiah.
“Saya sudah dengar postingan video ustaz Zainullah. Ceramahnya ilmiah, memiliki rujukan dari bbrp ulama yang hebat,” katanya.
Pakar sosiologi ini menambahkan, jika ada kelompok yang tidak setuju dengan pandangan Zainulloh, jangan dilawan dengan persekusi.
“Kalau tidak setuju, jangan dilawan dengan persekusi, marah-marah dan bentak-bentak. Kalau ilmunya tidak ada, hadirkan ulama lain yang bisa bantah pendapat ustaz Zainullah. Itu Islam,” pungkas Musni Umar.
Berikut ini video Banser datangi ulama yang terindikasi HTI di Rembang:
[psid]