Pendukung Jokowi di Yogya Desak Kasus 'Dosen Swinger' Diproses Hukum

Pendukung Jokowi di Yogya Desak Kasus 'Dosen Swinger' Diproses Hukum

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Seorang pria yang mengaku dosen, Bambang Arianto, mengungkap telah melakukan pelecehan seksual dengan kedok penelitian terkait perilaku swinger (praktik tukar pasangan). Di media sosial nama Bambang Arianto dikaitkan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pendukung Jokowi di Yogya pun mendukung polisi untuk mengusut kasus tersebut.

Salah satu tokoh pendukung Jokowi di Yogya, Eko Suwanto, mendukung kepolisian untuk memproses pelaku pelecehan seksual tersebut. Selain itu, Eko yang saat ini menjabat Ketua DPC PDIP Kota Yogyakarta ini berharap seluruh korban pelecehan seksual Bambang, segera melaporkan peristiwa yang dialami agar ada proses hukum dari kepolisian.

"Pelaku bukan bagian dari tim kampanye Jokowi-Maruf Amin. Ini saya tegaskan karena ada framing di medsos yang mengkaitkan aktivitas politik mantan dosen berinisial BA ini," kata Eko, Selasa (4/8/2020).

"Kalau ada ramai di medsos dikait-kaitkan dengan tim kampanye Joko Widodo-Maruf Amin, saya tegas sampaikan BA tidak ada kaitan sama sekali. Tindakan amoral ini 100 persen tanggung jawab pribadi dan tidak terkait dengan politik. Framing terhadap aktivitas politiknya yang seolah-olah menjadi tim sukses Jokowi sebaiknya dihentikan, dan materi difokuskan pada proses hukum saja kepada yang bersangkutan," imbuh Eko.

Eko juga mendukung langkah Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta yang memutuskan untuk membuka layanan aduan bagi para korban kasus pelecehan seksual Bambang Arianto. Hal itu agar jumlah korban Bambang terungkap secara gamblang.

"Kita dukung langkah UNU Yogyakarta buka layanan aduan. Pelaku pelecehan ini telah berbicara terbuka lewat media sosial, proses hukum harus tetap ditegakkan," ucapnya.

Senada dengan Eko, Ketua Tim Pemenangan Jokowi di Yogyakarta saat Pilpres 2019, Bambang Praswanto sangat menyesalkan perbuatan yang dilakukan oleh Bambang Arianto. Selain itu, Bambang Praswanto berharap kasus itu dibawa ke ranah hukum.

"Saya menyesalkan tindakan dia, dan menurut saya perlu dibawa ke ranah hukum. Karena korbannya banyak, perempuan dan tindakannya tidak dibenarkan," katanya saat dihubungi hari ini.

Seperti diketahui, Bambang Arianto membuat kehebohan dengan membuat sebuah video pengakuan telah melakukan pelecehan seksual dengan kedok melakukan penelitian terkait perilaku swinger. Tak cuma itu, di video tersebut dia juga mengaku telah melakukan pelecehan fisik terhadap korban.

"Saya Bambang Arianto ingin menjelaskan bahwa pernyataan saya mengenai rencana penelitian tentang swinger kepada banyak perempuan adalah bohong, karena sesungguhnya saya lebih ingin berfantasi swinger secara virtual semata. Saya juga pernah melakukan pelecehan secara fisik," demikian salah satu potongan pengakuannya dalam video yang tersebar luas pada Senin (3/8).

Bambang selanjutnya juga meminta maaf kepada para korban. Selain itu, dia meminta maaf kepada NU dan UGM karena telah mencatut nama organisasi dan kampus tersebut dalam mencari korban.

"Secara khusus saya meminta maaf kepada seluruh korban baik dari kampus UGM Bulaksumur maupun yang lain yang pernah menjadi korban pelecehan saya baik secara fisik, tulisan maupun verbal sehingga menimbulkan trauma," beber Bambang.

Dari penelusuran, nama Bambang Arianto muncul sebagai Peneliti Akuntansi Forensik LPPM Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta. Bahkan sebutan itu muncul di beberapa media.

Rektor UNU Yogyakarta Purwo Santoso menegaskan Bambang telah melakukan pencatutan. Menurut Purwo, Bambang sebatas pengajar tamu dan bukan dosen ataupun karyawan. []
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita