GELORA.CO - Ambruknya perekonomian Indonesia pada kuartal kedua disinyalir terjadi karena kebijakan penanganan Covid-19 yang salah dari pemerintah.
Pakar ekonomi senior Dradjad H Wibowo menyampaikan, sejak awal pemerintah terlalu fokus dengan penanganan ekonomi semata dan mengesampingkan kesehatan masyarakat. Padahal, kesehatan juga ujungnya akan berdampak pada ekonomi.
“Prioritas kebijakannya salah. Pemerintah terlalu terobsesi dengan ekonomi. Kebijakan kesehatan masyarakat untuk mengendalikan pandemik Covid-19 dikalahkan oleh ekonomi. Akibatnya, Indonesia dinilai jelek penanganan Covid-19 nya, sesuai laporan berbagai media asing,” ujar Dradjad kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (7/8).
Menurutnya, dengan kebijakan yang salah itu merembet ke seluruh sektor ekonomi. Salah satunya, menurunnya investor asing masuk ke Indonesia.
“Bagaimana investor dan turis asing mau datang jika demikian? Bagaimana konsumen domestik confident untuk berbelanja jika takut tertular virus? Jika pandemik terkendali, ekonomi dan keuangan akan lebih cepat pulih. Bukti ilmiahnya banyak,” katanya.
Ketua Dewan Pakar PAN ini mencontohkan sejumlah negara yang memprioritaskan kesehatan masyarakat dibandingkan menyelamatkan ekonomi. Seperti yang dilakukan Amerika Serikat ketika terjadi pandemik flu tahun 1918. Saat itu, dengan cepat perekonomian kota-kota di Amerika Serikat tertangani dengan baik.
Sekarang Selandia Baru dan Taiwan jadi buktinya. Mereka, kata Dradjad, bergerak cepat dengan prioritas kesehatan masyarakat. Ekonomi Selandia Baru hanya terkontraksi -0,2% pada kuartal 1/2020. Taiwan malah masih tumbuh 1,59%.
Untuk prediksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal ketiga nanti, kata Dradjad, sangat tergantung pada kondisi penularan virusnya, yakni tergantung bisa tidaknya pandemik terkendali.
Karena itu saya mengingatkan jika pandemik Covid-19 tidak terkendali, perekonomian berisiko menjadi sumur tanpa dasar. Maksudnya, berapa pun dana PEN digelontorkan, perekonomian tetap jelek. Ini karena investor, konsumen dan bahkan turis tetap takut mengeluarkan dana,” ucapnya.
“Efeknya, utang menumpuk drastis, sementara ekonomi tetap jelek. Jadi mohon, kesehatan masyarakat dijadikan prioritas, minimal sejajar dengan ekonomi,” tandasnya. (Rmol)