GELORA.CO - Sebuah pesawat yang mengangkut para pekerja perusahaan Ramu NiCo Management Ltd. ditolak datang ke Port Moresby, kata pihak berwenang Papua Nugini, Jumat (21/8).
David Manning, Kepala Otoritas Papua Nugini untuk Pengendalian Pandemi Covid-19, mengatakan, ia telah mengirim pulang pesawat yang mengangkut para pekerja China itu, Kamis (20/8), sebagai tindak pencegahan.
Perusahaan pertambangan China tersebut mengklaim bahwa 48 di antara 180 pekerja yang datang itu telah diimunisasi dengan vaksin Covid-19.
Media-media di Papua Nugini mengatakan, para pekerja itu diberi vaksin yang dinamakan SARS-COV-2 itu pada 10 Agustus lalu. Vaksin itu sendiri belum mendapat pengakuan medis dan masih dalam tahap uji coba.
“Karena kurangnya informasi mengenai uji coba vaksin itu, serta risiko dan ancaman yang mungkin ditimbulkan para pekerja China terhadap rakyat kami, saya menolak kedatangan pesawat itu kemarin. Ini semata dilakukan demi kepentingan rakyat kami dan negara kami,” kata Manning.
Manning mengatakan, Departemen Kesehatan Papua Nugini, belum menyetujui satupun percobaan vaksin. Karena itu, katanya, negaranya tidak dapat menerima para pekerja China yang dinyatakan terlibat dalam percobaan vaksin itu. “Vaksin yang masuk ke Papua Nugini harus mendapat persetujuan Departemen Kesehatan dan harus melalui uji, protokol dan prosedur vaksin yang ketat,” katanya.
Manning mengaku telah menulis surat kepada duta besar China di Port Moresby dan kepada Ramu NiCo, untuk meminta klarifikasi tentang uji coba vaksin itu. Ia menegaskan, kebijakan itu akan berlanjut sampai pemerintah China memberikan informasi lebih lanjut mengenai uji coba vaksin itu.
Papua Nugini adalah negara miskin berpenduduk 9 juta orang yang umumnya bekerja sebagai petani. Sejauh ini negara tersebut hanya memiliki 361 kasus virus corona dengan empat kematian. Namun jumlah kasus baru mengalami lonjakan selama satu bulan terakhir, umumnya di ibu kota, Port Moresby, di mana jam malam diberlakukan sebagai langkah pengendalian wabah. [voa]