GELORA.CO - Mereka yang mendapat amanah untuk menjalankan tugasnya demi masyarakat pada akhirnya harus menyerah. Pandemik telah membuat mereka harus memilih di antara pilihan yang paling sulit.
Tiga pejabat kesehatan masyarakat dengan posisi tertinggi akhirnya memutuskan untuk meninggalkan kursinya, meninggalkan perannya untuk layanan pemerintah. Kepergian mereka diiringi selentingan isu adanya perpecahan di dalam tubuh departemen.
José Arrieta, Kepala Pejabat Informasi Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan (HHS) AS, mengundurkan diri pada akhir pekan kemarin, Jumat (14/8) malam. Padahal, Arrieta baru berada di posisinya selama 16 bulan, seperti dikutip dari Biospace, Senin (17/8).
Menurut situs web HHS, Arrieta mengawasi portofolio teknologi informasi Departemen senilai 6,3 miliar dolar AS. Arrieta juga mengelola HHS Protect, sistem pelaporan data virus korona yang dilembagakan oleh HHS.
Dalam wawancaranya dengan Jaringan Berita Federal Arrieta mengaku alasannya meninggalkan pekerjaannya adalah untuk bisa bersama anak-anaknya di tengah upaya pembalajaran jarak jauh.
"Saya ingin menghabiskan waktu dengan anak-anak, seperti kebanyakan orangtua lainnya, terutama pada saat harus melewati proses belajar online," kata Arrieta. "Ini adalah kesempatan bagus untuk bersama anak-anak, karena belajar melalui Zoom tidaklah mudah bagi anak usia 5 dan 8 tahun."
Alasan yang kemudian membuat para orangtua lainnya meleleh terharu.
Pengajuan pengunduran dirinya sudah disampaikan tetapi dia masih harus menunggu proses transisi kepada penggantinya yang akan datang awal bulan depan. Ia memberi tahu Sekretaris HHS, Alex Azar, bahwa dia akan membantu transisi kandidat berikutnya dengan lancar ke posisi itu. Sampai saat ini siapa orang yang akan menggantikan posisinya belum dirinci.
Selama empat bulan terakhir, Arrieta bertanggung jawab atas HHS Protect, program federal yang didirikan awal tahun ini sebagai tanggapan terhadap pandemik Covid-19. Proyek ini bertujuan agar pejabat teknologi HHS membangun sistem pengawasan dan analitik mereka sendiri.
Sistem pengumpulan data virus corona yang dilakukan Arrieta ini menjadi standar pelaporan kasus, menggantikan sistem yang sebelumnya yang digunakan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit.
Beberapa anggota parlemen mengeluh bahwa peralihan dari menggunakan sistem Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) akan menyebabkan kurangnya transparansi dari pejabat tentang Covid-19. Yang lain mengungkapkan kekhawatiran bahwa sistem tersebut akan digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang imigran tidak berdokumen, yang memungkinkan mereka dideportasi oleh Imigrasi dan Penegakan Bea Cukai AS.
Arrieta mengatakan sistem HHS Protect telah mencapai titik di mana ia berfungsi penuh dengan hanya beberapa masalah teknis kecil yang masih harus ditangani.
Brett Bruen, mantan pejabat Gedung Putih dengan pemerintahan Obama, memuji kinerja Arrieta kepada HHS.
“José (Arrieta) adalah salah satu pemimpin paling dinamis dan inovatif dalam pemerintahan. Kerugian karena kepergiannya akan sangat terasa tidak hanya di HHS, tetapi seluruh antarlembaga, karena ia merintis penggunaan teknologi baru di posisi ini dan sebelumnya yang mendorong sektor publik untuk bekerja lebih efektif dan efisien," kata Bruen kepada Politico.
Selain Arrieta, dua pejabat di CDC juga mengundurkan diri. Diduga mereka akan meluncurkan perusahaan mereka sendiri, seperti dikutip dari USA Today.
Kyle McGowan dan Amanda Campbell, kepala staf dan wakil kepala staf, untuk Direktur CDC Robert Redfield akan meninggalkan badan federal itu untuk memulai bisnis konsultasi mereka sendiri.
Baik McGowan dan Campbell adalah orang yang ditunjuk secara politik dan kepergian mereka mengikuti kesenjangan yang semakin lebar antara Gedung Putih dan CDC, perpecahan yang mengarah pada pengembangan HHS Protect.
McGowan mengatakan rencana untuk meninggalkan CDC sebebanrnya sudah ada sejak beberapa bulan lalu sebelum adanya wabah. Tetapi ternyata dia harus tetap di sana karena membantu departemen selama wabah Covid-19. (Rmol)