Muhaymin meninggal pada 2017 oleh oknum polisi negara bagian Phoenix. Selama ini, transkrip video sudah pernah diberitakan. Tapi baru kali ini videonya tersiar ke publik dimana dapat terlihat seorang polisi menekan leher Muhaymin dengan lututnya. Muhaymin terus menjerit kesakitan meminta ampun pada polisi.
"Saya tak bisa bernafas, tolong saya Allah," kata Muhaymin dalam video itu ketika diborgol polisi dilansir dari The Huffington Post pada Jumat (21/8). Muhaymin terus saja meminta agar polisi melepaskannya.
"Allah? Dia tak akan menolongmu sekarang. Tenang saja," jawab salah seorang polisi.
Muhaymin tampak muntah sebelum tubuhnya lemas.
"Saya tak merasakan denyut nadi. Oh dia sudah mati," ucap polisi lalu mematikan video.
Kasus ini bermula setelah Muhaymin mencoba masuk WC umum bersama anjingnya. Muhaymin mengatakan tak bisa meninggalkan anjingnya karena gangguan mental. Muhaymin amat mengandalkan anjingnya untuk membantunya.
Petugas lalu menghubungi polisi karena Muhaymin memaksa masuk ke WC. Polisi yang tiba langsung menindak tegas Muhaymin setelah mendapati adanya surat perintah penangkapan terhadap Muhaymin dalam kasus kepemilikan ganja.
Kematian pria 43 tahun itu sudah tiga tahun berselang. Tapi video kematiannya kembali memicu kebencian publik pada polisi karena kasusnya serupa dengan kematian George Floyd. Peringatan kematian Muhaymin menguatkan semangat anti-rasisme di Amerika Serikat.
Patut diingat, keluarga Muhaymin masih menantikan datagnya keadilan. Para polisi yang terlibat dalam kematiannya masih melenggang bebas bahkan tetap bekerja di Kepolisian Phoenix.
Mereka adalah Oswald Grenier, Jason Hobel, Ronaldo Canilao, David Head, Susan Heimbigner, Kevin McGowan, James Clark, Dennis Leroux, Ryan Nielsen dan Steven Wong. (*)