GELORA.CO - Perdana Menteri India Narendra Modi meresmikan pembangunan kuil Hindu di Kota Ayodhya. Kuil tersebut dibangun di lokasi sebuah masjid yang dihancurkan hampir tiga dekade lalu—yang memicu kerusuhan mematikan di seluruh negeri ketika itu.
Dalam acara peresmian itu, Modi menyingkap sebuah plakat sebagai tanda dimulainya pembangunan kuil Hindu tersebut. Acara peresmian pada Rabu (5/8/2020) itu untuk memenuhi janji lama Modi dan partai nasionalis Hindu yang dia pimpin, Bharatiya Janata.
Acara itu sekaligus menandai peringatan pertama komitmen lain yang diberikan oleh pemerintahnya, yakni mengakhiri hak istimewa untuk satu-satunya negara bagian di India yang berpenduduk mayoritas Muslim, Jammu dan Kashmir.
Pembangunan kuil Hindu di atas lokasi masjid itu menyusul putusan Mahkamah Agung India akhir tahun lalu yang menyerahkan situs tersebut kepada mayoritas Hindu India dengan kompensasi suatu lahan yang diberikan kepada masyarakat Muslim untuk membangun masjid baru. Putusan tersebut mengakhiri proses pengadilan yang berlangsung selama bertahun-tahun.
Pada Desember 1992, kelompok Hindu—yang dimobilisasi oleh Partai Bharatiya Janata yang sekarang berkuasa di India—menghancurkan Masjid Babri warisan dari abad ke-16. Peristiwa itu menyulut bentrokan berlatar belakang agama di seluruh India yang menyebabkan 2.000 orang tewas.
Sebelumnya, dua kelompok Muslim terkemuka yang menjadi korban dalam kerusuhan 27 tahun lalu menyatakan dalam suatu isyarat rekonsiliasi bahwa mereka akan menghadiri upacara peresmian pembangunan kuil Hindu tersebut. Namun, sebuah organisasi Islam nonpemerintah yang berpengaruh menegaskan bahwa Masjid Babri yang dulu ada akan selalu ada.
“Perampasan tanah dengan penilaian yang tidak adil, menindas, memalukan, dan menenangkan kelompok mayoritas tidak dapat mengubah statusnya (Masjid Babri). Tidak perlu patah hati. Situasi ini tidak bertahan selamanya,” kata Dewan Hukum Perseorangan Muslim Seluruh India melalui akun Twitter.
Banyak orang Hindu di India percaya bahwa tuhan mereka, Rama, lahir tepat di lokasi masjid itu dibangun pada abad ke-16 oleh Kesultanan Mughal. Pada 1992, masjid itu dihancurkan oleh massa Hindu, sehingga memicu kerusuhan yang menewaskan sekitar 2.000 orang—yang kebanyakan umat Muslim. []