GELORA.CO -Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim seharusnya bergerak revolusioner dalam memastikan pendidikan bagi rakyat di tengah pandemik Covid-19.
Salah satu caranya bisa dengan mendesak penyedia layanan atau provider menggratiskan internet untuk pendidikan.
Hal itu harus mampu dilakukan Nadiem untuk mengurangi beban para siswa, mahasiswa, maupun orang tua di tengah krisis ekonomi akibat pandemik Covid-19 ini.
"Jika mau kebijakan Mas Menteri going beyond atau revolusioner atau spektakuler, maka mendesak penyedia layanan internet menggratiskan internet untuk pendidikan. Toh, negara memiliki data, siapa saja yang sekolah," ujar peneliti dari Insititut Riset Indonesia (Insis), Dian Permata kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (17/8).
Jika Nadiem hanya biasa-biasa saja memberikan kebijakannya, maka akan sangat mungkin berpengaruh pada posisinya. Dalam hal ini, dapat dipastikan eks CEO Gojek itu akan terkena reshuffle.
"Jika kebijakan Mas Menteri biasa-biasa saja dalam menyikapi pandemik, maka bisa berpengaruh pada posisi dia sebagai menteri," katanya.
Apalagi, sambung Dian, Nadiem tidak berani berjanji dapat menggratiskan kuota internet bagi pelajar.
"Pernyataan ini sekaligus mengkonfirmasi bahwa Mas Menteri tidak memiliki desain mitigasi kebijakan dalam keadaan khusus seperti masa pandemik Covid 19," terang Dian.
Di saat memutuskan kebijakan sekolah dari rumah, seharusnya Nadiem langsung melakukan eksekusi. Bukan lagi masih diskusi tenyang kebijakan yang sudah diputus.
"Karena keputusan SCH (School from Home) dipastikan menggunakan layanan internet dan penggunaan gadget. Dengan asumsi jika ingin kegiatan belajar mengajar tetap dilaksanakan menggunakan metode daring," pungkas Dian. (Rmol)