GELORA.CO - Di bawah bayang-bayangnya dahyat dan mematikannya ledakan Beirut, Lebanon harus menghadapi lonjakan kasus Covid-19.
Alih-alih imbauan, Menteri Kesehatan Hamad Hassan mengatakan, Lebanon membutuhkan pembelakuan kuncian selama dua pekan untuk mengekang penyebaran virus.
Pasalnya, pada Minggu (16/8) saja, Lebanon mencatatkan 439 kasus harian Covid-19 dengan enam kematian.
"Kami hari ini menyatakan keadaan siaga umum dan kami membutuhkan keputusan berani untuk menutup (negara) selama dua pekan," ujar Hasasan kepada radio Voice of Lebanon pada Senin (17/8).
"Kami semua menghadapi tantangan nyata dan jumlah yang tercatat dalam periode terakhr sangat mengejutkan," sambungnya seraya menegaskan bahwa Lebanon membutuhkan lebih banyak tempat tidur, baik di rumah sakit negeri maupun swasta.
Ledakan pada 4 Agustus di Pelabuhan Beirut bukan hanya menewaskan sedikitnya 178 orang dan melukai sekitar 6.000 lainnya, melainkan juga menghancurkan sebagian ibukota.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ledakan tersebut merusak banyak rumah sakit dan sekitar setengah dari 55 pusat medis di seluruh Beirut tidak berfungsi.
Penyebaran wabah diperburuk dengan tidak adanya pembatasan sosial yang ketat. Bahkan Hassan mengatakan, pihak berwenang tidak menutup bandara.
"Bahaya sebenarnya adalah penyebaran di masyarakat. Setiap orang harus waspada dan mengambil tindakan pencegahan yang paling ketat," tekannya.(rmol)