GELORA.CO - Politikus senior Amien Rais kembali 'menyerang' Presiden Joko Widodo (Jokowi). Amien Rais melontarkan kritik soal demokrasi di era Jokowi hingga soal politik belah bambu.
Pernyataan Amien Rais diunggah dalam sebuah video di akun Instagram pribadinya, Rabu (12/8/2020). Unggahan itu diberi judul 'Bangsa Indonesia Dibelah'.
Amien Rais menggambarkan kondisi demokrasi era Jokowi dengan politik belah bambu, yaitu demokrasi yang memihak salah satu kelompok dan menjatuhkan kelompok yang lain. Jokowi juga dinilai bermental 'koncoisme' atau hanya mementingkan kelompoknya saja.
Berikut ini kritik-kritik Amien Rais terhadap Jokowi:
Politik Belah Bambu
Amien Rais mengkritik jalannya demokrasi di zaman Presiden Jokowi. Menurut Amien Rais, demokrasi di era Jokowi bukan semakin baik, tapi semakin menjauh.
"Tidak berlebihan bila saya katakan hasil pembangunan politik di masa Pak Jokowi telah memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Kecurigaan dan ketakutan terhadap umat Islam yang kritis dan korektif terhadap rezim begitu jelas kita rasakan. Kriminalisasi dan demonisasi, dan persekusi terhadap para ulama yang amar ma'ruf nahi munkar telah menjadi rahasia umum," ucap Amien Rais, Rabu (12/8).
Amien menggambarkan kondisi demokrasi era Jokowi dengan politik belah bambu. Yaitu, kata Amien, demokrasi yang memihak salah satu kelompok dan menjatuhkan kelompok yang lain.
"Sampai sekarang penyakit politik bernama partisanship itu tetap menjadi pegangan rezim Pak Jokowi dalam menghadapi umat Islam yang kritis, terhadap kekuasaannya. Para buzzer bayaran, dan para jubir Istana di berbagai diskusi atau acara di banyak stasiun televisi semakin menambah kecurigaan banyak kalangan terhadap politik Jokowi yang beresensi politik belah bambu. Menginjak sebagian dan mengangkat sebagian yang lain," ujar Amien Rais.
Mental 'Koncoisme'
Amien Rais menilai Jokowi hanya mementingkan sebagian kelompok dan abai kepada kelompok lain. Dia mengistilahkan sikap itu sebagai 'koncoisme'. 'Konco' dalam bahasa Jawa berarti teman.
"Sebagai Presiden, seharusnya Pak Jokowi berpikir, bekerja dan terus berusaha agar tidak menjadi pemimpin partisan membela sekitar separuh anak bangsa, tetapi menjauhi, bahkan kelihatan memusuhi, bahkan separuh anak bangsa yang lain," ujar Amien Rais.
"Politik partisan semacam ini tidak bisa tidak, cepat atau lambat membelah bangsa Indonesia. Tidak boleh seorang presiden terjebak pada mentalitas koncoisme," lanjutnya.
Kekuatan Anti-ketuhanan Makin Beringas
Amien Rais menilai Indonesia makin meredup. Amien mengatakan ada kekuatan anti-ketuhanan yang semakin beringas.
"Saya lihat dan cermati bahwa dalam pergaulan antarbangsa, dewasa ini Indonesia yang kita cintai bersama semakin tidak bersinar, malahan menurun, semakin meredup," kata Amien Rais.
"Kekuatan anti-ketuhanan nampak semakin beringas dan berani. Kemanusiaan kita bisa dikatakan cenderung menjadi kemanusiaan agak zalim dan tidak lagi beradab," tambahnya.
Dia menyebut Indonesia bisa hancur bila rezim tidak menghindari politik adu domba. Menurutnya, saat ini rakyat kecil belum merasakan keadilan sosial.
"Persatuan Indonesia semakin goyah karena politik rezim tidak memiliki kesadaran bahwa politik adu domba antarkekuasaan sosial politik dengan harapan rezim penguasa semakin kuat dan stabil justru dapat menghancurkan bangsa seluruhnya," ujar Amien Rais.
"Kerakyatan kita cenderung membuang hikmah serta keunggulan prinsip permufakatan, permusyawaratan, dan perwakilan. Mayoritas rakyat kecil kita belum merasakan keadilan sosial bagi seluruh bangsa tetapi lebih sering menderita kezaliman sosial dari mereka yang berkuasa dan berharta," tambah eks Ketua MPR itu.[dtk]