GELORA.CO - Korea Utara kukuh untuk menolak segala bentuk bantuan bencana terkait Corona maupun banjir. Semata-mata ini dilakukan untuk mencegah masuknya pandemi Corona di sana.
Sikap tegas ini langsung disampaikan oleh Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-Un yang baru mencabut lockdown terkait virus Corona (COVID-19), yang diterapkan di kota industri Kaesong, dekat perbatasan Korea Selatan (Korsel).
Kim Jong-Un juga menegaskan bahwa Korut tidak akan menerima bantuan apapun, baik terkait Corona maupun banjir, dari pihak luar.
Seperti dilansir Associated Press, Jumat (14/8/2020), dalam rapat Partai Buruh Korea yang berkuasa di Korut, Kim Jong-Un menyatakan bahwa setelah tiga pekan dilakukan isolasi dan dilakukan 'verifikasi ilmiah', situasi virus Corona di Kaesong kini telah stabil. Lockdown yang diberlakukan sejak akhir Juli lalu, pun dicabut.
Kantor berita Korut, Korean Central News Agency (KCNA), melaporkan bahwa Kim Jong-Un menyampaikan terima kasih kepada warga yang bersedia untuk bekerja sama selama lockdown diterapkan di kota industri tersebut.
Otoritas Korut sebelumnya menyatakan bahwa hasil tes Corona terhadap seorang pria Korut yang menjadi suspek Corona di Kaesong 'tidak konklusif'. Korut juga menegaskan statusnya yang bebas virus Corona -- status yang diragukan banyak pihak di luar negara tersebut.
Lebih lanjut, Kim Jong-Un menyatakan bahwa Korut kini menghadapi tantangan ganda, yakni pandemi virus Corona yang semakin memburuk secara global dan memperbaiki kerusakan akibat hujan deras yang memicu banjir di wilayahnya.
Laporan KCNA menyebut bahwa 39.296 hektare hasil panen rusak dan 16.680 rumah serta 630 gedung publik hancur atau terendam banjir. Disebutkan juga bahwa banyak ruas jalan, jembatan dan rel kereta yang rusak, dan sebuah bendungan pada pembangkit listrik yang tidak disebut lokasinya, jebol. KCNA tidak menyebut lebih lanjut soal korban luka atau korban jiwa akibat hujan deras dan banjir di Korut.
Kim Jong-Un menyampaikan simpati kepada warga Korut yang kini berada di pusat penampungan sementara setelah kehilangan rumah akibat banjir. Dia menyerukan upaya pemulihan segera agar tidak ada satupun warga yang menjadi 'tunawisma' saat Korut merayakan 75 tahun berdirinya Partai Buruh Korea pada 10 Oktober mendatang.
Namun, Kim Jong-Un juga bersikeras menyatakan bahwa perbatasan Korut akan tetap ditutup dan menolak bantuan dari pihak luar, baik terkait pandemi Corona maupun terkait banjir.
"Situasi, di mana penyebaran virus ganas di seluruh dunia semakin memburuk, mengharuskan kita untuk tidak mengizinkan masuk setiap bantuan dari luar untuk kerusakan akibat banjir tapi menutup perbatasan lebih ketat dan melakukan upaya anti-epidemi yang ketat," tegas Kim Jong-Un seperti dilansir KCNA.
Menanggapi hal itu, juru bicara Kementerian Unifikasi Korsel, Cho Hey-sil, menegaskan Korsel tetap bersedia memberikan bantuan kemanusiaan untuk Korut.(dtk)