GELORA.CO - Salah satu korban dugaan pelecehan s*ksual oleh seorang dosen perguruan tinggi di Yogyakarta berinisial BA, Illian Deta Arta Sari membuka wadah laporan bagi korban lain yang bersedia melaporkan kasusnya ke polisi.
Wadah laporan itu Illian buka di media sosial Facebook dengan menyertakan kontak pribadi miliknya dan nomor konseling atas nama Rifka Annisa.
Illian mengaku hendak melaporkan kasus yang telah menimpanya itu ke Polda Yogyakarta. Ia sengaja membuka wadah laporan ini karena khawatir ada korban lainnya yang juga mau membawa ke jalur hukum.
"Saya pengin lapor dan siapa yang pengin lapor juga. Siapa tahu ada yang belum bersuara, atau korban yang perlakuan BA jauh lebih parah yang belum belum bersuara," kata Illian saat dikonfirmasi pada, Jumat (14/8).
Illian mengungkapkan meski banyak korban lain yang bercerita kepadanya, namun tak banyak yang bersedia membawa kasusnya ke polisi. Mereka yang enggan membawa kasusnya ke polis karena alasan keluarga dan tekanan batin.
Hingga kini, berdasarkan data Illian, dari sekitar 60 korban, separuh di antaranya mengaku sudah bercerita. Dari jumlah tersebut, baru sebagian kecil yang bersedia melaporkannya ke polisi.
"Jadi hari ini secara terbuka saya berharap korban lain entah yang sudah bersuara atau belum, bisa menghubungi saya atau menghubungi Rifka Annisa konseling atau persiapan untuk pelaporan gitu," katanya.
Nama dosen swinger dari salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta mendadak ramai beberapa pekan terakhir. Ia disebut sebagai pelaku pelecehan seksual dengan puluhan korban.
Hal itu diketahui usai salah satu korbannya, Illian, buka suara di media sosial awal Agustus lalu.
Melalui akun Facebooknya, dosen tersebut kata Illian memulai modusnya dengan mengaku sedang membuat penelitian perihal swinger: hubungan seks bertukar pasangan. Illian berujar saat itu dikontak langsung oleh BA. Namun menurutnya, motif tersebut bisa berbeda kepada korban lainnya.
Sementara, Polda DIY menunggu laporan para korban dugaan pelecehan seksual oleh BA. BA tersandung kasus swinger berkedok penelitian dengan mencatut nama Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas Nadhlatul Ulama (UNU) Yogyakarta. []