GELORA.CO - Ambruknya konstruksi Tol Cibitung-Cilincing beberapa waktu lalu menambah panjang daftar hitam pekerjaan konstruksi di Indonesia. Kejadian ini pun menimbulkan pertanyaan, khususnya terkait kualitas konstruksi di Tanah Air.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional (Gapensi) Andi Rukman N Karumpa mengatakan, ada sejumlah masalah di bidang jasa kontruksi saat ini. Dia menyebut salah satunya terkait maraknya material impor.
Kualias barang impor pun menjadi pertanyaan. Sebab, banyak tangkapan yang menunjukkan barang-barang ini tidak sesuai standar.
"Sekarang kan maraknya begitu banyak barang impor yang masuk ke Indonesia yang membuat TKDN tidak mampu. Kita berteriak sana-sini menggunakan produk dalam negeri, tapi kebanjiran barang impor yang laku. Yang konon banyak temuan, bahkan sudah masuk kepolisian yang hanya menempelkan label SNI," katanya kepada detikcom, Minggu (23/8/2020).
Masalah selanjutnya ialah proses pelelangan proyek, di mana proses lelang ini terdapat ruang untuk menawar proyek dengan harga serendah mungkin.
"Yang menjadi menjadi problem utama dalam proses pelelangan itu temen-temen karya, BUMN ini saling banting-bantingan harga dalam melaksanakan poyek. Ada yang menawar 65%, 70% bagaimana Anda bisa mendapatkan kualitas pekerjaan dengan baik," terangnya.
Hal itu belum ditambah dengan masalah pengawasan keselamatan pekerjaan. Apalagi, pekerjaan konstruksi sebelum adanya Corona sangat dituntut target.
"Nah belum lagi waktu itu kemarin semua kejar target, saat groundbreaking semua kepengen cepet-cepet menyelesaikan pekerjaan tanpa memperhaikan kualitas pekerjaan itu. Semua kejar target, belum lagi masa pandemi. Di masa pandemi tentu infrastruktur tidak boleh berhenti semua harus berjalan, tapi sistem ptotokol COVID harus kita jalankan dengan baik," terangnya.
Andi sendiri belum bisa berkomentar lebih jauh terkait penyebab robohnya proyek tersebut. Ia berniat untuk mencari informasi terlebih dahulu sebelum berkometar.(dtk)