GELORA.CO - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah usai menggelar acara Aksi Nasional Pencegahan Korupsi (ANPK) yang dihadiri oleh Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Maruf Amin melalui virtual pada Rabu (26/8).
Namun ada yang menarik di akhir acara tersebut, di mana Ketua KPK, Firli Bahuri terlihat tengah asik menyantap makanan dari bekal yang dibawanya.
Bekal yang dibawa itu pun ternyata selalu dibawa oleh Firli untuk makan pagi dan siang yang merupakan masakan dari istri tercintanya dari rumah.
"Saya dari dulu selalu membawa makanan dari rumah. Makan pagi dan makan siang, selalu bawa bekal dari rumah. Enak," kata Firli menjawab pertanyaan wartawan, Rabu (26/8).
Lalu, apa saja menu makanan hasil masakan istri tercinta? Sang jenderal yang dikenal ramah dan membaur dengan semua kalangan ini menjawab dengan santai.
"Ada tempe, oseng-oseng sawi putih, ikan asin, sambal dan nasi putih. Sejak menikah. Saya selalu bawa makanan yang dimasak istri," kata Firli.
Menurut Firli, ada banyak makna dibalik makanan dari rumah yang bisa mengingatkan kepada keluarganya.
"Kita merasa ada orang yang berada dibalik raihan kita, keluarga anak dan istri serasa bersama kita karena merekapun makan dengan menu yang sama," jelas Firli.
Selain itu, katanya, terdapat hal positif yang ia rasakan di balik makanan yang disiapkan oleh sang istri tercinta. Mulai dari rasa syukur hingga membangkitkan semangat bekerja dan mengabdi.
"Dengan menu yang kita bawa dari rumah, mengingatkan kita untuk bersyukur bahwa kita masih diberi rejeki karena mungkin saja ada orang yang belum seberuntung kita. Inilah yang membuat dan membangkitkan semangat bekerja dan mengabdi. Pengabdian kita juga merupakan juga pengabdian untuk masa depan rakyat, bangsa dan negara," pungkasnya.
Sosok dan kehidupan sehari-hari Komjen Pol Firli Bahuri tersebut menunjukkan bahwa betapa jauh dari kata glamour dan kemewahan. Sebab, Firli memang terlahir dari keluarga sederhana.
Firli sejak kecil terbiasa hidup sederhana. Untuk membayar uang sekolah atau SPP pun, Firli harus menukar dengan hasil kelapa, durian, ikan dan lainnya.
Pria kelahiran Desa Lontar, Kecamatan Muarajaya Kabupaten Ogan Komering Ulu itu mengaku masa kecilnya sangat terbatas.
Ia tidur di hutan dan di dekat danau. Lingkungan sekitarnya adalah kebun. Bila sore hari tiba, suara binatang terdengar di tempat tinggalnya. Agar tak digigit nyamuk saat tidur, Komjen Pol Firli Bahuri saat itu membakar dedaunan. Asap dari daun yang terbakar itu membuat nyamuk tak berani mendekat.
Saat sekolah pun, Firli kecil bahkan harus nyeker alias tak beralaskan sepatu karena memang saat itu tidak punya uang untuk membeli sepatu. Namun, hal itu tak menyurutkan semangat Firli menuntut ilmu, bahkan harus berjalan kaki berkilometer ke sekolah.
Kesederhanaan kehidupan Firli sejak kecil, ditambah tempaan pendidikan dan kedisiplinan selama di kepolisian, tentu membawa kebiasaan sederhana dalam keseharian bagi Firli.
Terlihat dari urusan makan, Firli pun sederhana dan tergolong cukup langka ada perwira tinggi Polri yang masih pola hidup sederhana seperti Firli. (Rmol)