Sebuah dokumen yang muncul setelah ledakan, menunjukkan bahwa ternyata para pejabat telah mengetahui selama bertahun-tahun. Jika 2.750 ton amonium nitrat disimpan di gudang di pelabuhan dan mengetahui bahayanya.
Akibat ledakan terbesar yang pernah terjadi di Lebanon, menyebabkan 180 orang meninggal dunia dan melukai 6.000 orang. Sementara itu, 30 orang masih dikabarkan menghilang. Ledakan ini juga menyebabkan kerusakan sekitar 10 hingga 15 miliar Dolar Amerika.
Selain itu, lebih dari 70.000 orang pekerja yang kini menganggur dan lebih dari 220.000 orang kehilangan pekerjaan. Keadaan menjadi lebih buruk karena mereka dipaksa untuk bertahan hidup di tengah pandemi COVID-19.
“Mereka (FBI dan penyidik Prancis) memiliki kemampuan lebih dari kita dan mengetahui tentang detail apa yang membuat kapal itu di sini, apa sumbernya, dan siapa pemiliknya,” kata Presiden Lebanon Michael Aoun dikutip VIVA Militer dari Military Selasa 18 Agustus 2020.
Karena penyelidikan atas ledakan dahsyat itu sangat kompleks, sehingga tidak dapat selesai cepat dan hanya mengandalkan intelijen sendiri. Presiden juga mengungkapkan bahwa penyelidikan dibagi menjadi tiga bagian, bagian pertama bertujuan untuk menentukan keadaan di sekitar kargo.
Lalu bagian kedua adalah untuk mengetahui dari mana asalnya dan siapa yang mengirimkannya. Kemudian bagian yang ketiga untuk menemukan siapa yang bertanggung jawab atas ledakan itu.
Menurut seorang pejabat penerbangan Lebanon, tim penyelidik FBI beranggotakan sembilan orang. Sementara itu untuk penyelidik Perancis yang tidak diketahui jumlahnya, mereka sudah aktif melakukan penyelidikan selama berhari-hari di pelabuhan. (*)