GELORA.CO - Pertumbuhan ekonomi di angka 4,5 hingga 5,5 persen yang ditargetkan Presiden Joko Widodo dinilai terlalu optimis. Sementara di satu sisi, kemampuan tim ekonomi yang dimiliki pemerintah dipertanyakan.
“Pertanyaan yang muncul adalah mampukah tim ekonomi pemerintah mewujudkan hal tersebut dengan mengandalkan sektor konsumsi dan investasi sebagai lokomotif utama dalam mencapai target pertumbuhan tersebut,” ujar anggota Komisi XI DPR RI Kamrussamad kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (16/8).
Kamrussamad menegaskan bahwa pertanyaannya tersebut bukan meragukan tim ekonomi pemerintah, melainkan didasarkan pada kenyataan yang ada.
Kenyataan di lapangan memang memperlihatkan bahwa sejak kuartal pertama 2020 ekonomi lesu dan pada kuartal kedua mengalami kontraksi yang dahsyat.
Sementara upaya yang dilakukan tim ekonomi belum terasa. Serapan anggaran rendah, data penerima bansos belum diperbaharui, hingga belum mampunya menggerakkan sektor riil ekonomi. Termasuk daya beli masyarakat yang belum mampu dikerek.
“Yang semua berujung pada peningkatan pengangguran dan kemiskinan hingga terganggunya demand site dan supply site,” bebernya.
Selain itu, kata Kamrussamad, koordinasi yang kurang apik dicerminkan pada kementerian dan lembaga dalam mengimplementasikan kebijakan penanganan Covid-19.[rmol]