GELORA.CO - Sebuah kapal yang mengangkut sekitar 40 imigran gelap tenggelam di lepas pantai Mauritania pada Kamis (6/8). Sebagian besar penumpang diduga tewas dalam insiden tersebut.
Dalam sebuah tweet, utusan khusus badan pengungsi PBB untuk Mediterania tengah, Vincent Cochetel, mengatakan satu orang dari negara bagian Guinea di Afrika Barat telah selamat.
Menurut Cochetel kapal itu tenggelam di lepas pantai kota utara Nouadhibou, kota terbesar kedua di Mauritania.
“Kapal karam di lepas pantai Nouadhibou #Mauritania dari sekitar 40 orang di dalamnya, ada satu yang selamat (dari Guinea)," kata Cochetel di Twitter, tanpa menyebutkan kapan insiden itu terjadi, seperti dikutip dari AFP, Kamis (6/8).
Rincian lain tentang insiden itu masih belum jelas dan beberapa akun saling bertentangan.
Seorang pejabat keamanan Mauritania, yang menolak disebutkan namanya, mengatakan kepada AFP bahwa kapal karam itu tidak terjadi di perairan Mauritania. Pejabat itu mewawancarai korban yang selamat dari tempat tidur rumah sakit di Mauritania, yang mengatakan bahwa ia dan teman-temannya telah berusaha melakukan perjalanan dari Maroko ke Kepulauan Canary Spanyol.
Setelah mesin kapal rusak, para penumpang kapal dilaporkan terjun ke laut lepas.
“Saya piker mereka semua tewas. Saya adalah satu-satunya yang selamat,” kata petugas keamanan yang melaporkan korban asal Guinea itu.
Charlie Yaxley, juru bicara badan pengungsi PBB untuk Afrika mengatakan bahwa sangat sedikit informasi yang telah dikonfirmasi terkait insiden itu, tetapi para pejabat PBB di lokasi telah memberikan bantuan.
Meskipun kurang detail, insiden tersebut memiliki kemiripan yang kuat dengan bencana migran di Mauritania pada bulan Desember lalu.
Dalam kasus itu, 62 orang tenggelam setelah kapal darurat mereka yang juga tengah melakukan perjalanan ke Canaries menabrak batu dan terbalik sekitar 25 kilometer (15 mil) di utara Nouadhibou. Penumpang melompat ke laut saat pesawat mulai kemasukan air, dan 83 orang berhasil selamat setelah berenang menuju daratan.
Ketatnya pengawasan dari pihak berwenang yang membatasi penyeberangan dari Libya ke Eropa menjadi salah satu alasan para migran untuk mengambil risiko rute berbahaya dari Afrika Barat ke Canaries dalam beberapa tahun terakhir.
Rute Atlantik sangat berbahaya karena kapal-kapal migran yang buruk harus melintasi lautan luas untuk mencapai pulau-pulau Spanyol.
Menurut laporan Organisasi Internasional untuk Migrasi IOM, setidaknya 170 orang diketahui telah tewas saat mencoba mencapai Kepulauan Canary pada 2019, lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya mencatat 43 orang. (Rmol)