GELORA.CO - Perkembangan ekonomi sangat dipengaruhi pada aktivitas ekspor dan impor, kunjungan wisatawan, dan investasi. Apabila tiga faktor tersebut bisa diakomodir dengan baik, ekonomi Indonesia bisa tumbuh.
Demikian disampaikan Founder KAHMIPreneur, Kamrussamad berkenaan dengan kondisi ekonomi Tanah Air yang banyak disebut menuju jurang resesi.
Kamrussamad memaparkan, sejak kuartal atau triwulan pertama Indonesia sudah memasuki masa resesi. Hingga akhirnya jeblok di kuartal kedua hingga minus 5,34 persen.
“Kalau menurut pemerintah kita belum masuk resesi, tetapi beberapa pengamat mengatakan kalau Indonesia sudah masuk ke resesi. Bahkan pada kuartal satu di angka -2.41% sehingga ini sudah bisa dibilang masuk resesi,” kata Kamrussamad lewat keterangan persnya yang diterima Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (12/8).
Politisi Partai Gerindra ini mengatakan, sektor ekonomi yang saat ini tampak positif atau berkembang yakni sektor agropreneur. Pihaknya membeberkan empat jurus agar sektor tersebut berjalan lancar.
“Ada sektor produktif, pertanian yang berbasis argopreneur dan argo industri, percepat restruturisasi, trnsformasi digital,” tegasnya.
Salah satu poin untuk menjaga kestabilan ekonomi, kata Kamrussamad, juga dengan menjadi investor yang aktif di pasar modal. Oleh karenanya, ia berharap generasi muda secara tidak langsung membantu perekonomian Indonesia.
Kamrussamad merinci saat ini jumlah investor di Indonesia belum mencapai 1% dari total penduduk Indonesia. Meski telah terjadi peningkatan tiap tahunnya, jumlah tersebut masih menjadi tantangan besar bagi pasar modal Indonesia, apalagi dengan tingginya tingkat imbal hasil yang dimiliki oleh Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama 5-10 tahun terakhir.
Oleh sebab itu, pihaknya akan terus mengajak generasi muda untuk belajar berinvestasi saham dan investasi lainnya dengan memanfaatkan teknologi dan aplikasi digital sesuai dengan komitmen perusahaan yang ingin meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia melalui dunia digital.
“Apalagi saat ini dukungan teknologi sangat luar biasa,” imbuhnya.
Sementara itu, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia, Inarno Djajadi menuturkan, saat pandemik ini yang berkembang adalah investor retail.
“Justru pertumbuhan yang berkembang saat ini adalah investror retail,” katanya.(rmol)