GELORA.CO - Pembentukan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) yang digawangi Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin dan kelompok aktivis dinilai kental dengan nuansa kekecewaan kepada pemerintah.
Dosen komunikasi Universitas Telkom, Dedi Kurnia Syah mengatakan, KAMI merupakan bentuk kekecewaan terhadap pemerintah yang semakin powerfull, namun tidak sesuai harapan rakyat.
“Juga sekaligus menandai lemahnya oposisi. Untuk itu, gerakan sipil ini mengemuka," ujar Dedi Kurnia Syah kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (4/8).
Sehingga, kata Dedi, pemerintah harus mawas diri dan melihat kegelisahan sipil yang tergabung dalam KAMI.
"Dan tentu sangat baik jika gerakan ini disambut sebagai kenormalan demokrasi. Jika presiden dengan intensitas tinggi mengundang buzzer, hingga selebritis ke istana, maka semestinya bukan hal sulit untuk dialog dengan tokoh masyarakat berpengaruh," kata Dedi.
Karena bagaimana pun, sambung Dedi, pemerintah tidak bisa mengabaikan suara sipil, terutama dalam bentuk kritik dan saran.
"Pemerintah tidak dapat bersikap jumawa dengan mengabaikan suara-suara sipil, terutama kritik dan rekomendasi," pungkasnya. []