Namun, diantara ratusan relawan uji vaksin Sinovac ini, Preside Joko Widodo dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir tidak turut serta di dalamnya.
Hal inilah yang kemudian dikritisi oleh Aktivis Haris Rusly Moty, yang berpendapat bahwa dua sosok pejabat tinggi negara itu cuma menjadi orang yang mempromosikan vaksin yang dibikin negri tirai bambu.
"Presiden Jokowi dan Meneg BUMN Erick Thohir persis influencer yang bertindak jadi endorsement Vaksin Sinovac produk RRC (Republik Rakyat China)," ujar Rusly Moty dalam akun Twitternya, @motizenchannel, yang diposting Sabtu (15/8).
Masih dalam postingan yang sama, Rusly Moty menilai bahwa uji vaksin yang dilakukan di Indonesia memberikan untung besar kepada pemerintah. Ia bahkan mengkalkulasi nilai keuntungan yang bisa masuk ke dompet pemerintah.
"Kalikan saja harga vaksin Rp 600.000 dengan jumlah penduduk 268.583.016 jiwa. Betapa kuatnya nilai Yuan dalam medan currency war berhadapan dengan US Dolar. Terjajah!," demikian Rusly Moty. (*)