Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN) Adib Miftahul mengatakan, kalaupun prediksi IPW benar maka hal tersebut tidak lain bagian dari cara Jokowi mengatur strategi menghadapi Pilpres 2024 yang akan datang.
“(Menggeser Prabowo) ada kepentingan 2024, karena Pak Jokowi ini spesialis dengan memberikan sebuah kekuasaan itu sudah biasa,” kata Adib kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (20/8).
Dengan demikian, upaya tersebut adalah bagian daripada Jokowi untuk membangun poros pertemanan baru yang tidak lain hanya untuk kepentingan Pemilihan Presiden pada 2024 yang akan datang.
Seperti diketahui, Kunjungan kerja Presiden Joko Widodo ke Kalimantan Tengah meninjau lumbung pangan nasional pada Kamis 9 Juli 2020 tidak bisa dipandang sebagai peristiwa biasa saja.
Apalagi Jokowi secara mengejutkan menunjuk Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto sebagai leading sector pengembangan lumbung pangan nasional.
Padahal dalam pertemuan itu, Jokowi turut mengajak Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yang notabene membidangi masalah pangan.
Syahrul oleh Jokowi hanya ditempatkan sebagai pendukung kerja Prabowo Subianto bersama dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono.
Perpindahan ini bukan demosi, melainkan sebuah peluang untuk lebih dekat kepada rakyat. Khususnya kepada para petani yang selama ini dia perjuangkan nasibnya dan sedang mengalami berbagai macam kendala saat wabah Covid-19 menyerang.
Selain itu, Prabowo Subianto juga bisa menganggap pemindahan tugas sebagai pintu menuju 2024. Di mana dia akan lebih banyak menghabiskan waktu dengan para petani, yang menjadi profesi mayoritas rakyat Indonesia. (*)