GELORA.CO - Pandemik Covid-19 telah mengacaukan aktivitas para anak-anak muda produktif di Inggris, baik dalam hal sekolah hingga pekerjaan. Lebih dari setengah generasi muda di Inggris menyebut, pandemik telah merusak masa depan mereka.
Sebuah survei yang dilakukan oleh kelompok anti-rasisme Hope not Hate menunjukkan, sebanyak dua pertiga dari generasi muda atau Generasi Z yang berusia 16 hingga 24 tahun mengaku pesimis dengan masa depan mereka karena pandemik Covid-19.
Alhasil, melansir The Guardian pada Minggu (2/8), ketakutan di antara lulusan-lulusan baru dan mereka yang menganggur semakin tinggi. Ditemukan sebanyak 64 persen anak muda dalam kelompok itu merasa cemas.
"Pada tahap dewasa pertama, banyak yang merasa bahwa pandemi telah mencuri masa depan mereka," kata Hope not Hate.
Dengan situasi ini, kelompok tersebut mengatakan, akan muncul risiko ketidakpuasan pemuda, kecuali jika pemerintah dan masyarakat sipil bertindak.
Studi yang akan dirilis pada pekan ini tersebut memperingatkan sudah terlihat beberapa efek negatif dari ketakutan para Generasi Z tersebut. Salah satunya kesenjangan generasi dalam kesejahteraan hidup.
Menurut Hope not Hate, dari mereka yang tinggal di rumah atau flat, 26 persen telah menabung, 24 persen telah cuti dan 18 persen telah berjuang untuk membayar uang sewa. Ini menunjukkan, kejatuhan ekonomi sangat rentan terhadap anak muda.
Selain itu, banyak anak muda yang terjebak tinggal di rumah atau flat sempit, bahkan dengan kondisi lingkungan yang kumuh dan padat.
Sebuah lembaga think tank, Resolution Foundation thinktank telah memperingatkan krisis ekonomi saat ini berisiko mendorong tambahan 600 ribu generasi Z masuk ke dalam jurang pengangguran di tahun mendatang. Itu akan merusak gaji jangka panjang dan prospek pekerjaan.
"Ketika kita membangun kembali dalam bayang-bayang pandemik, pemerintah harus memprioritaskan kaum muda, tetapi tanpa memperlakukan mereka sebagai satu kesatuan," ujar penulis laporan tersebut, Rosie Carter.
Usia di bawah 25 tahun adalah kelompok yang sangat beragam dan mereka akan mengalami dan merespons tantangan ini dengan cara yang berbeda," sambungnya.
"Keadilan antargenerasi berarti mengakui pengorbanan yang diperlukan yang dilakukan oleh kaum muda selama pandemik ini dan langkah-langkah pendukung yang mendorong mereka ke depan antrean," tambahnya. (Rmol)