Indef: Minus 5,32% Saat Pandemik Corona Mengkonfirmasi Struktur Ekonomi Rezim Jokowi Rapuh

Indef: Minus 5,32% Saat Pandemik Corona Mengkonfirmasi Struktur Ekonomi Rezim Jokowi Rapuh

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang anjlok 5,32 persen pada kuartal II 2020 jauh lebih besar daripada pertumbuhan ekonomi positif yang pernah dicapai rezim Presiden Joko Widodo selama dua periode memerintah.

Wakil Direktur Institute Development of Economics and Finance (Indef), Eko Listiyanto mengatakan data pertumbuhan ekonomi terhebat dimasa pemerintahan Jokowi terjadi pada Kuartal II 2018.

"Dari enggak tumbuh (negatif 5,32 persen di kuartal II 2020) ini, pertumbuhan ekonomi (positif) kita kalau di tarik 5 tahun terakhir puncaknya pada 2018 kuartal II 5,27 (persen). Setelah itu sebetulnya secara triwulan relatif semuanya mengalami perlambatan," ujar Eko dalam jumpa pers virtual Indef bertajuk 'Hadapi Resesi, Lindungi Rakyat', Kamis (6/8).

Jika melihat capaian pertumbuhan ekonomi di masa kepemimpinan Jokowi, Ekonom jebolan Universitas Indonesia ini coba membandingkannya dengan rezim-rezim yang lain.

Misalnya saja pada saat setelah reformasi tahun 1999 di era kepemimpinan BJ Habibie. Di mana kala itu pertumbuhan ekonomi RI sempat minus 6,13 persen pada triwulan pertama karena krisis moneter dan krisis politik. Namun setelah itu ekonomi tumbuh positif.

"Jadi memang ini (di tahun 1999) titik terendah (capaian pertumbuhan ekonomi negatif) yang kita alami," beber Eko.

Sementara di era SBY, juga pernah terjadi ancaman krisis ekonomi yang disebabkan krisis sektor keuangan di Amerika dan kasus Bank Century. Namun kala itu, Eko menyebutkan, ekonomi domestik tidak sampai tumbuh negatif, justru yang ada ialah mengalami perlambatan.

"Sehingga kemudian terjadi perlambatan dan sampai 4,5 persen kemudian mulai balik lagi kemudian sampai ke angka 6 persenan kemudahan tidak naik lagi," ungkapnya.

Oleh karena itu Eko berkesimpulan, capaian ekonomi RI di triwulan II tahun ini telah mempertegas struktur perekonomian yang lemah di masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo.  

"Mesagge-nya adalah tanpa adanya Covid-19 juga sebetulnya kita akan melambat, dan ini Covid-19 ini hanya menkonfirmasi atau mempercepat memang struktur ekonomi kita yang rapuh, kemandirian yang tidak dibangun, dan berbagai macam persoalan-persoalan yang ada di dalam perekonomian akhirnya terkuak," ucapnya.

"Tapi dengan adanya Covid-19, dimana akan muncul ide-ide baru yang nanti bisa mengangkat perekonomian ke jalur yang sudah ideal. Tentu saja 5 persen (pertumbuhan ekonomi) kami katakan belum ideal, karena potensinya lebih dari itu, apalagi sekarang kita jauh sekali minus 5,32 (persen)," demikian Eko Listiyanto menambahkan. []
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita