GELORA.CO - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyesalkan keputusan pemerintah membuka sekolah melalui surat keputusan bersama 4 menteri (SKB) terkait pelaksanaan pembelajaran di di zona kuning dan hijau.
Ketua IDAI, Aman Pulungan, mengatakan pihaknya sempat diundang ke DPR dan sepakat agar sekolah tak dibuka terlebih dahulu selama pandemi COVID-19.
Namun, Aman menuturkan kesepakatan IDAI dan DPR tidak didengar pemerintah dalam mengambil keputusan. Padahal, Aman menuturkan pihaknya melihat banyak risiko penularan dan jumlah kasus corona yang menjangkit anak.
"Saya diundang ke DPR, semua sepakat sekolah jangan dibuka dulu. Tapi apa suara DPR tidak didengar lagi sekarang? sekolah tetap dibuka. Kami nggak pernah ditanya baik di daerah maupun di mana mana. tanya dong seluruh ketua IDAI," kata Aman dalam diskusi webinar menolak pembukaan sekolah tatap muka, Senin (17/8).
"Kami kan tahu siapa yang meninggal dan bagaimana, tapi tidak ditanya. Entah siapa yang mengizinkan buka sekolah. Apakah yang mau sekolah, ini paham kasus ini bisa kejadian sama keluarga mereka," sambung dia.
Aman menegaskan pihaknya tak sepakat pembukaan sekolah bedasarkan zonasi kasus virus corona. Menurutnya, meski zona hijau dan kuning, tak menutup kemungkinan adanya penularan virus.
"Ketentuan zonasi ini kita tidak sepakat. Pernah ada satu zona yang dikatakan hijau, saya telepon ketua IDAI-nya, bagaimana zona ini, 'oh kita ada kasus baru anak'. Zona ini kan seminggu dua minggu lalu, tapi kalau data kemarin bisa berubah lagi, ini sangat dinamis," ucap dia.
Ikatan Dokter Anak Minta Kemenkes Beri Rekomendasi Sekolah Jangan Dibuka Selama Pandemi COVID-19
Maka dari itu, Aman meminta Kemenkes memberikan rekomendasi kepada Presiden Jokowi agar kembali menutup sekolah selama masa pandemi belum usai.
Dia berharap adanya kurikulum khusus yang mampu membantu guru selama belajar jarak jauh.
"IDAI mendorong Kemenkes untuk memberikan rekomendasi pada presiden untuk menutup sekolah dan madrasah bila didapatkan siswa dan santri yang sakit dan meninggal. Tapi kan tidak ditutup juga. apa kita tunggu ini," tutur dia.
"Guru sediakan kurikulum yang simpel dah sekarang. Untuk masyarakat juga yang penting membantu melindungi anak selama masa pandemi," tandas Aman.[]