GELORA.CO - Video yang menunjukkan warga di Aceh 'mengecat' logo spanduk HUT ke-75 RI karena disebut mirip salib viral di media sosial. Belakangan Pemkot setempat menyatakan spanduk tersebut hanya dilipat.
Dalam video yang viral, Sabtu (15/8/2020), tampak seorang pria mengenakan baju hitam dan bertopi mengecat sebagian logo HUT ke-75 RI dengan cat merah. Pria tersebut mengecat gambar berbentuk garis vertikal serta garis horizontal yang terdapat pada logo.
Pada spanduk yang dicat terdapat logo dan tulisan 'Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Lhokseumawe'. Sejumlah orang tampak melihat aksi pria tersebut mengecat menggunakan kuas.
Pemko Lhokseumawe buka suara atas kejadian ini. Pemko Lhokseumawe mengatakan spanduk itu dilipat sudut-sudutnya saat ada info logo mirip salib.
"Begitu ada info salib, spanduk tersebut langsung dilipat sudutnya dan tidak benar dicoret-coret," kata Kabag Humas Pemko Lhokseumawe Marzuki saat dimintai konfirmasi, Sabtu (15/8).
Untuk diketahui, template desain visual logo HUT ke-75 RI dikeluarkan pemerintah pusat. Pihak Istana Kepresidenan menegaskan desain logo HUT ke-75 RI tidak merepresentasikan simbol agama tertentu. Artinya, tidak ada simbol yang merujuk ke salib atau agama lainnya.
"Tidak ada simbol agama tertentu pada logo HUT ke-75 RI," kata Jubir Presiden Fadjroel Rachman lewat pesan singkat, Sabtu (15/8).
Lantas, apa makna logo HUT ke-75 RI versi pemerintah?
Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) menjelaskan, makna desain sudah tercantum di berkas 'Tema dan Logo Peringatan Hari Ulang Tahun Ke-75 Kemerdekaan Republik Indonesia Tahun 2020 & Pedoman Visual Penggunaan' yang dapat diunduh di situs setneg.go.id.
"Arti dan makna logo dan turunan ada di pedoman visual di atas," kata Sekretaris Kemensetneg Setya Utama lewat pesan singkat.
Seperti dilihat detikcom, Selasa (11/8), konfigurasi yang dipermasalahkan dan dinilai mirip salib adalah 'supergraphic'. Dijelaskan bahwa supergraphic terdiri dari 10 elemen yang diambil dari dekonstruksi logo 75 tahun yang dipecah lagi menjadi 10 bagian yang merepresentasikan komitmen dan nilai luhur Pancasila.
Supergraphic ini bersifat abstrak. Artinya, ini tidak merujuk kepada simbol agama tertentu.
"Untuk pengaplikasiannya, supergraphic ini cukup fleksibel karena bersifat abstrak yang merupakan rakitan dari 10 pecahan tadi menjadi satu kesatuan bentuk," tulis penjelasan mengenai supergraphic.
Ngabalin: Bukan Lambang Salib
Ali Mochtar Ngabalin dari Kantor Staf Presiden juga menegaskan, logo HUT ke-75 RI yang menjadi viral bukanlah lambang salib. Ngabalin meminta masyarakat tak berspekulasi macam-macam soal logo kemerdekaan RI ini.
"Logo ini murni dan resmi asli, bukan salib. Ini adalah sebuah karya seni yang dibuat dan dilakukan oleh teman-teman, anak-anak Indonesia yang memiliki kemampuan karya seni yang luar biasa," kata Ngabalin dalam video yang dibagikannya kepada wartawan, Senin (10/8).
Ngabalin mengimbau semua pihak menghargai sesama bangsa. Ngabalin menyebut isu-isu berkaitan agama seperti ini bisa saja menurunkan imunitas bangsa di tengah ancaman pandemi Corona.
"Saya mau bilang juga, jangan-jangan nanti ada perempatan jalan, persimpangan di dekat rumahmu kau bilang lagi itu bentuk salib. Jangan kau jalanlah di atas salib itu karena dia berbentuk salib," kata Ngabalin.(dtk)