GELORA.CO - Pernyataan Calon Walikota Solo dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Gibran Rakabuming Raka mendapat kritik dari Direktur Eksekutif Citra Institute, Yusa Farchan.
Ia menilai, pernyataan yang disampaikan saat berkunjung ke kediaman Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri pada Rabu lalu (5/8) bisa membikin iklim kontestasi Pilkada Solo menjadi negatif.
Pasalnya, Gibran menegaskan kesiapannya dalam memenangkan pilkada dengan berujar, "Intinya, siapapun musuhnya, saya siap tempur," katanya kepada awak media usai bertemu Megawati.
"Gibran perlu memperbaiki gaya komunikasi politiknya," ujar Yusa dalam siaran pers yang diterima Kantor Berita Politik RMOL, Senin (10/8).
Penggunaan kosa kata “siapapun musuhnya, saya siap tempur”, menurut Yusa kurang tepat dan memberi kesan vulgar serta berefek negatif pada iklim pertarungan politik dalam Pilkada Serentak 2020 nanti, khususnya di Kota Solo.
"Pilkada sebagai bagian penting demokrasi, harus merefleksikan politik penuh kebahagiaan. Ketegangan-ketegangan yang dihadirkan dalam panggung demokrasi hanya akan merobek keberagaman politik sebagai fakta sosial yang sulit dihindari," paparnya.
Lebih lanjut, mantan Ketua DPP KNPI ini berharap pelaksanaan pilkada yang digelar pada 9 Desember nanti tidak bertensi tinggi seperti apa yang terjadi pada Pilpres 2019 silam.
"Kita sudah lelah dengan pemilu serentak 2019 lalu, terutama pilpres di mana tensi politik sangat tinggi, dan berdampak pada terbelahnya masyarakat secara fragmentatif," ungkapnya.
Oleh karena itu, Yusa menyarankan agar Tim Pemenangan Gibran lebih intens dalam memberikan bimbingan politik untuk cara komunikasi dan kampanye yang bisa meminimalisir potensi-potensi perpecahan yang tidak diinginkan.
"Dan agar performa Gibran bisa lebih luwes lagi dalam berkomunikasi, terutama dalam menyampaikan pesan-pesan politik dan program-programnya kepada publik," demikian Yusa Farchan menutup.[rmol]