GELORA.CO - Berbeda halnya dengan klaim pemerintah, dunia ternyata memandang ekonomi Indonesia telah masuk resesi di kuartal II tahun 2020.
Menurut mantan Menteri Keuangan (Menkeu), Fuad Bawazier, berdasarkan data FED St Louis, pertumbuhan Indonesia kuartal II 2020 minus 6,9 persen bila melihat perbandingan antara kuartal sebelumnya dengan kuartal saat ini atau QoQ seasonal adjustment, melengkapi pertumbuhan minus 0,7 persen pada kuartal I 2020.
"Menurut data ini (FED St Louis), secara teknis Indonesia resmi masuk resesi pada kuartal II tahun 2020. Masyarakat diharapkan prepare for the worst," kata Fuad Bawazier dalam keterangan tertulis kepada redaksi, Rabu (12/8).
Perbedaan klaim tersebut, jelasnya, terjadi karena pemerintah Indonesia dalam menghitung resesi dengan berdasarkan pertumbuhan ekonomi tahunan atau Year on Year (YoY) yang dinilai menyimpang dari standar penghitungan internasional yang menggunakan QoQ.
"Padahal seharusnya atas dasar pertumbuhan ekonomi riil kuartalan. Jika pemerintah sering 'menyimpang' dari standar internasional, maka data kita semakin tidak dipercaya," sambungnya.
Memang, menurut Fuad Bawazier, pemerintah tidak mengakui QoQ dan hanya mengakui YoY. Padahal, dengan perhitungan YoY akan terpuruk lebih dalam dan lebih lama karena nilai PDB pada base year 2019 jauh lebih besar dari base year 2020 atau kuartal sebelumnya.
"Ini menjelaskan sebenarnya pemerintah khususnya Menkeu SMI (Sri Mulyani Indrawati) nampaknya memang tidak mengerti dan tidak tahu pula konsekuensinya dengan YoY," tandasnya.(rmol)